Jakarta, MINA – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan, dai sebaiknya dalam menyampaikan dakwah menggunakan metode dakwah yang tepat sesuai dengan objek dakwah dan suasana masyarakat karena dakwah merupakan ujung tombak dari citra Islam.
“Banyak orang yang mendengar ajaran Islam dari dakwah/">aktivitas dakwah. Dakwah harus dilakukan dengan efektif agar tujuannya bisa tercapai,” kata Cholil di Jakarta, Rabu (13/9).
Menurut, salah satu tujuan dakwah adalah mengajak masyarakat agar bertauhid kepada Allah, menjalankan syariat Islam serta mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. “Seorang dai harus memiliki integritas qalbu, lisan, amal dan sosial,” ujar Cholil.
Cholil menyebutkan setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan agar dakwah bisa berjalan efektif. Pertama, kompetensi dai. Dai harus memiliki kemampuan yang mumpuni, terutama dalam penguasaan disiplin keilmuaan agama. Juga perilaku dan tingkah lakunya harus mencerminkan apa yang ia sampaikan.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Kedua, Dai sebaiknya menggunakan metode dakwah yang tepat sesuai dengan objek dakwah dan suasana masyarakat. Misalkan berdakwah di kalangan akademisi, maka metode dakwah bisa dengan diskusi bahkan debat menyajikan fakta-fakta yang ada.
Ketiga, materi dakwah. Kiai Cholil menegaskan, dalam menyampaikan kebenaran saat berdakwah semestinya jangan menggunakan cara yang salah. “Tidak boleh menyampaikaan kebaikan dengan cara menghina dan tidak boleh membangun masyarakat dengan cara menistakan.” j
Terakhir kode etik dakwah. Ia menjelaskan, seorang dai harus mampu menyatukan pikiran, ucapan, dan tindakannya. “Hati seorang dai harus lurus dan aqidahnya harus benar. Ucapannya harus lembut, penuh makna dan berwibawa, dan mencerahkan umat,” tutup Cholil. (R/R03/RS1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung