Jakarta, 1 Muharram 1437/14 Oktober 2015 (MINA) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Kajian Islam, Maman Abdurrahman mengatakan, dakwah dalam Islam dilakukan dengan hikmah dan mauidhoh hasanah.
Dengan cara hikmah luwes atau baik. Kemudian mauidhoh hasanah, nasehat yang baik.
“Aksi kekerasan tidak ada dalam ajaran Islam. Akan tetapi, hal ini kerap bermunculan, karena itu pihak-pihak terkait perlu menelusuri fakta kejadian dan menelitinya agar tidak terjadi hal-hal serupa di kemudian hari,” katanya mengomentari pembakaran rumah ibadah di Singkil, pada konferensi pers di kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (14/10) siang.
“Mudah-mudahan ini menjadi peristiwa terakhir. Untuk itu, aktivis dakwah harus bekerja keras,”kata kyai Maman.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Sebelumnya, terjadi bentrok antarwarga yang menewaskan seorang warga dan melukai empat yang lain. Juga satu gereja dibakar, di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Makmur, Aceh Singkil, Selasa (13/10).
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, menyatakan akar masalah dari peristiwa itu adalah penertiban rumah ibadah, dalam hal ini gereja, yang dianggap tak memiliki izin. Sejauh ini ada sebanyak 20 orang yang ditangkap dalam peristiwa bentrok antarwarga itu.
MUI menggelar pertemuan bersama kelompok umat beragama di Indonesia guna membahas insiden di Singkil, Aceh. Pada kesempatan itu, MUI meminta seluruh umat beragama tak terprovokasi insiden tersebut.
Dalam acara pembacaan pernyataaan sikap tersebut, MUI juga mengundang majelis-majelis lintas agama yakni Kepala Bidang Humas Persatuan Gereja Indonesia Jeirry Sumampow, dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). (L/P002/P2)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain