Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Ekonomi menggandeng ritel waralaba atau swalayan modern dalam memperhatikan usaha warung kecil agar tidak tergerus mati.
Program ini merupakan lanjutan dari Kongres Ekonomi Umat (KEU) 2017 yang diselenggarakan April lalu sebagai usaha terciptanya arus baru ekonomi Indonesia.
“Kita ingin mengkombinasikan mart-mart yang ada itu. Bagaimana memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI M Azrul Tanjung di Jakarta, Selasa (26/9).
Kepada Mi’raj News Agency (MINA) ia menuturkan, saat ini konsep program tersebut tengah digodok. Bayangan Azrul sendiri nanti bentuk usaha kombinasinya adalah swayalan modern tidak menjual produk yang kecil, dan dialihkan ke warung-warung.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Sedang kita rumuskan, mereka prinsipnya harus mau berbagi. Misal kedepan yang terpikir oleh saya, pasar modern itu tidak boleh menjual produk-produk yang dalam unit kecil, yang ketengan biar yang jual warung kecil saja,” katanya.
Dengan demikian, menurut Azrul, warung-warung tersebut tidak kehilangan pasar dan mati oleh konsep pasar modern yang menurutnya dapat merugikan usaha warung kecil.
“Yang penting ini bisa memberdayakan umat, tidak ada ekonomi kecil yang mati. Selama ini kan konsep yang dibuat kapitalis dalam tanda kutip itu mematikan yang kecil, itu. Kita hindari itu,” katanya. (L/R08/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah