Jakarta, 11 Rabiul Awwal 1437/23 Desember 2015 (MINA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Dialog Interaktif dengan tema“Gerakan Nasional Revolusi Mental dengan Konsep Revolusi Mental Dalam Perspektif Pemerintah dan Perspektif Islam,” Rabu, bertempat di Gedung MUI, Jakarta Pusat.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan mengatakan, “Kita banyak melihat iklan tentang revolusi mental, tapi masyarakat salah faham mengartikan, karenanya iklan yang sifatnya itu, supaya memberikan pemahaman apa itu revolusi mental”.
“Mulai yang dari kecil, baru sampai keluar yang besar akan tetapi memang yang jelas harus ada perubahan secara revolusioner sikap mental dan berpikir kita”.
Menurutnya, kondisi masyarakat Indonesia dalam menyikapi revolusi mental dapat diklasifikasi pada tiga kategori. Pertama, menolak istilah revolusi mental secara apriori. Kedua menerima istilah tersebut tanpa sikap kritis.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Ketiga, menerima istilah tersebut kritis cermat memahami revolusi mental secara kritis berdasarkan teks dan konteksnya dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Sebagai contoh adalah mengubah cara berfikir negatif ke pada cara berfikir positif sebab cara berfikir positif terbukti dapat memberikan kontribusi positif dalam membentuk prilaku (attitude).
Dialog inter aktif ini diadakan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama dengan Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. Juga hadir dalam acara ini Deputi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayan (PMK) Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Prof Dr R Agus Sartono MBA, Ketua Dewan Pakar Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Sudarnoto Abdul Hakim, Wakil Sekjen MUI Tengku Zulkarnain, Organisasi Islam, Komisi-komisi MUI. (L/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat