Jakarta, MINA – Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Halaqoh Pengayaan Indeks Ukhuwah dihadiri Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Buya Adnan Harahap dan Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah KH Saiful Bahri. di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Senin (30/1).
Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI, KH Saiful Bahri mengatakan, “pihaknya berketetapan mengukur tingkat ukhuwah dengan melakukan semacam survey yang hasilnya adalah indeks ukhuwah, dua tiga kali kita melakukan halaqoh menyampaikan sapling pengayaan variable indeks ukhuwah”.
Kanapa itu penting? lanjut katanya, karena ingin tahu rumusan-rumusan variable apa yang bisa digunakan untuk mengukur itu, termasuk nanti parameternya apa saja, pertanyaannya seperti apa, supaya menjamin objektivitas penelitian kita dan hasilnya ini juga betul-betul objektif.
“Dan jika hasil ini baik berarti harus terus dilanjutkan sikap kemasyarakatannya, keagamaannya, sosial budaya dan seterusnya, jika hasilnya kurang berarti ada hal-hal yang harus diperbaiki di masyarakat itu di mana ajaran islam yang baik ini harus melahirkan sikap keberagamaan yang juga baik, jangan sampai ajaran yang baik ini rusak oleh pengamalan yang salah dari hubungan manusia terutama dari sisi hubungan sosial budaya di masyarakat,” ujarnya.
Untuk mengetahui persoalan yang terjadi di masyarakat terkait tingkat ukhuwah dan permasalahannya perlunya indeks ukhuwah sehingga, bisa terukur kekuatan dan kelemahannya.
“Kenapa dibutuhkan indeks ukhuwah itu di situ, kerukunannya, ukhuwahnya, kekuatannya di mana kelemahannya di mana, kita ingin tahu juga itu, itu yang kita harapkan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, MUI ingin menjadi acuan dunia karena di Indonesia, umat beragama masih saling menghargai, saling menghormati yang minoritas cukup baik dan mereka cukup nyaman tetapi di beberapa tempat ada kasus-kasus.
“Nah apakah kasus-kasus ini, murni sebuah pertahanan ideologi dan ada pihak lain yang memanas-manasi juga ada yang mendesain dan melalui indeks ini mudah-mudahan tergamba,” katanya.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Kita ingin semua baik-baik saja, aman dan rukun saja, tapi jika ada yang terjadi, apakah itu murni gesekan keagamaan, kebudayaan masyarakat atau ada yang memanas-manasi dari pihak lain, kita harus waspada,” ujarnya. R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah