Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUI Gelar Kongres Ekonomi Umat Pertama

Risma Tri Utami - Jumat, 21 April 2017 - 09:02 WIB

Jumat, 21 April 2017 - 09:02 WIB

359 Views ㅤ

Konperensi Perss MUI Terkait Persiapan Bulan Suci Ramadhan (Foto: MINA/kurnia)

MUI-Ramadhan.jpg" alt="" width="470" height="353" /> Konferensi Pers MUI. (Foto: MINA/kurnia)

Jakarta, 24 Rajab 1438/21 April 2017 (MINA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat akan menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat (KEU) mengusung tema “Arus Baru Ekonomi Indonesia” di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada 22-24 April 2017.

Insya Allah, kongres ini akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri setidaknya 12 menteri Kabinet Kerja,” ujar Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat, M Azrul Tanjung, dalam keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at (21/4) pagi.

Kongres tersebut juga akan dihadiri sejumlah pengusaha nasional seperti pimpinan dan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, pemilik Medco Group, Arifin Panigoro, dan lainnya.

Kongres Ekonomi Umat (KEU) ini merupakan yang pertama kali diadakan dengan tujuan untuk menginventarisasikan dan menjawab problematika yang dihadapi ekonomi bangsa ini, sehingga diperlukan adanya koordinasi, konsolidasi, kolaborasi dan sinergi seluruh eksponen ekonomi umat demi terwujudnya kesejahteraan umat yang berkeadilan dan berperadaban.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“UUD 1945 Pasal 33 telah mengamanatkan kepada kita bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, dan lainnya. Namun faktanya saat ini banyak penguasaan ekonomi belum merata,” kata Azrul.

Kepemilikan modal terhadap beberapa sektor penting, terutama yang menjadi hajat hidup orang banyak masih dikuasai oleh pihak tertentu, sementara perundangan membuka seluas-luasnya pada partisipasi seluruh bangsa.

Penguasaan aset-aset ekonomi oleh asing dan usaha besar semakin besar, sedangkan KUMKM hanya memperoleh porsi masih di bawah 20 persen dari nilai ekonomi nasional.

“Dengan demikian terjadi ketimpangan ekonomi dan pendapatan menjadi permasalahan ekonomi Indonesia,” ujar Azrul yang juga Sekretaris Panitia Kongres Ekonomi Umat itu.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Kongres tersebut merupakan lanjutan hasil Kongres Umat Islam Indonesia VI di Yogyakarta, pada 5-11 Februari 2015. “Kongres Ekonomi Umat diharapkan juga dapat menciptakan momentum penting dalam membangkitkan ekonomi umat yang dalam aksinya kelak akan menjadi arus baru ekonomi Indonesia,” tutup Azril. (L/R09/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Khadijah