MUI Gelar Standarisasi Dai Periode Ketiga

Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia () menyelenggarakan pelatihan standarisasi periode ketiga di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (5/3).

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Cholil Nafis mengatakan, program ini bukan untuk melarang para dai tampil di seperti yang selama ini diberitakan oleh beberapa media.

“Namun Komisi Dakwah juga ingin para ustaz yang tampil di televisi menyampaikan sesuai ilmu yang mereka pelajari,” kata Cholil.

Ia mengatakan, para dai bersertifikat  ini adalah angkatan ketiga. Maka melanjutkan yang sudah diputuskan. Pertama dan kedua untuk ormas yang berafiliasi dengan MUI.

“Ketiga ini melanjutkan dengan teman-teman yang menjadi dai di lembaga penyiaran sehingga yang bisa ikut besok, itu orang yang sudah berpengalaman di televisi,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya tidak mengsertifikasi dalam arti melarang.

“Bukan itu, tapi ingin meningkatkan mutu. Namun yang paling penting lagi adalah taswiyatul afkar (menyamakan cara pandang) wa tansiqul harakah (dan konsolidasi gerakan),” katanya.

Berbeda dengan standardisasi dai pertama dan kedua, peserta standardisasi kali ini berasal dari kalangan mubalig yang malang melintang di dunia pertelevisian tanah air hingga mencapai 58 orang.

Dalam kesempatan sama, Ketua MUI Bidang Dakwah KH. Abdusshomad Buchori menyampaikan, kegiatan ini tidak seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa akan menyertifikasi para dai, sehingga kemudian dai yang tidak mendapatkan sertifikat akan dilarang tampil.

“Kegiatan ini, hanya memberikan dan menyepakati jalan yang sama antara para mubalig dengan MUI. Dengan begitu akan ada kesamaan persepsi antara MUI dengan para mubalig,” kata Buchori.

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut kesepakatan antara MUI dengan KPI. Utamanya terkait Komisi Dakwah MUI Pusat yang sudah melakukan banyak kegiatan dan penerbitan buku pedoman, namun masih kurang sosialisasi.

Selain itu, pertemuan ini juga untuk menjawab pertanyaan kalangan masyarakat terhadap kelompok muballigh di televisi. “Jadi, di mana peran MUI terhadap mereka, pembinaanya seperti apa, kita merespon, sehingga kita mengundang ustaz dan ustazah yang biasa mengisi televisi,” katanya.

Hadir beberapa dai televisi yang cukup terkenal seperti Ustaz Nur Maulana, Ustaz Wijayanto, Kang Abiek, Habib Nabil Al Musawa, KH. Luthfi Fathullah, serta KH. Das’ad Latif, bahkan dai yang kini kembali tenar seperti Ustaz Danu. (L/R4/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)