Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperingatkan pemerintah agar berhati-hati dalam rencana pengiriman pasukan stabilisasi ke Gaza. Menurut MUI, syarat pelucutan senjata Hamas yang diajukan Amerika Serikat (AS) dan Israel berisiko menjadi “jebakan politik” yang bisa merugikan perjuangan Palestina.
Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, pada Selasa (18/11) di Jakarta menyatakan bahwa skema pelucutan senjata oleh Hamas sebagai prasyarat misi stabilisasi sangat problematik.
Ia menilai skema tersebut berpotensi memicu ketegangan baru dan bisa menjadi alat dominasi politik oleh AS dan Israel.
Sudarnoto menyoroti penolakan kelompok perlawanan Palestina terhadap gagasan stabilisasi tersebut. Menurut dia, keengganan Hamas dan elemen perlawanan lainnya menunjukkan bahwa misi ini bukan semata-mata soal perdamaian, tetapi bisa jadi bagian dari intrik geopolitik yang akan melemahkan posisi Palestina.
Baca Juga: Bupati Lumajang Siapkan Pengungsian Usai Erupsi Semeru
MUI menegaskan, komitmen Indonesia terhadap rakyat Palestina harus tetap konsisten dan berlandaskan keadilan.
Walaupun MUI melihat potensi positif dari keterlibatan dalam misi perdamaian, tetapi mereka meminta agar pengiriman pasukan tak membuat Indonesia terperangkap dalam agenda yang justru menyalahi cita-cita kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erupsi Semeru, 178 Orang Terjebak di Ranu Kumbolo















Mina Indonesia
Mina Arabic