Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim mengecam keras serangan militer Israel terhadap Gereja Katolik Holy Family di Gaza.
Dalam pernyataannya, Sudarnoto menyatakan duka yang mendalam atas tragedi tersebut dan menegaskan bahwa aksi brutal itu menunjukkan watak asli rezim Zionis Israel sebagai monster kemanusiaan dan musuh semua agama. Ia menilai, tindakan keji itu adalah bagian dari rangkaian panjang genosida yang terus dilakukan oleh rezim ekstremis di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu, dengan menghancurkan berbagai tempat ibadah baik masjid maupun gereja di Gaza.
Sudarnoto menegaskan, sangat nyata terlihat bahwa rezim Israel bergerak di balik semangat imperialisme yang kejam dan doktrin keagamaan Yahudi ekstrem yang telah meluluhlantakkan kehidupan masyarakat Palestina. Ia juga menyoroti peristiwa terbaru di Hebron, Tepi Barat, di mana otoritas Israel resmi mengambil alih Masjid Ibrahim dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan tempat suci itu kepada kalangan Yahudi.
“Rezim Israel adalah monster kemanusiaan dan anti-agama. Mereka menghancurkan tidak hanya manusia tetapi juga nilai-nilai agama, hukum, kedaulatan, dan keadilan. Untuk itu, jihad bersama melawan Israel harus terus dilakukan,” tegasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Sabtu Ini Dominan Berawan Sepanjang Hari
Serangan militer Israel terhadap Holy Family Catholic Church di Gaza terjadi pada 17 Juli 2025. Gereja yang menjadi satu-satunya gereja Katolik di Gaza itu tengah digunakan sebagai tempat perlindungan oleh ratusan warga sipil, termasuk anak-anak dan penyandang disabilitas.
Dalam serangan itu, sedikitnya tiga orang tewas dan sepuluh lainnya luka-luka, termasuk Pastor Gabriel Romanelli yang selama ini dikenal dekat dengan Vatikan dan mendiang Paus Fransiskus. Tentara Israel mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan akibat “munisi nyasar” dalam operasi militer di sekitar gereja. Namun, insiden itu memicu kecaman keras dari berbagai pihak internasional, termasuk Vatikan dan pemerintah beberapa negara Eropa.
Setelah insiden tersebut, Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, bersama Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani, Theophilos III, melakukan kunjungan langka ke Gaza. Mereka menyesalkan keras serangan tersebut dan mendesak Israel untuk menghentikan kekerasan yang terus memakan korban sipil dan menghancurkan tempat-tempat suci.
Serangan ini menambah daftar panjang kehancuran di Gaza yang sejak Oktober 2023 telah dihantam agresi Israel tanpa henti, menewaskan lebih dari 58 ribu warga Palestina, dan menyebabkan kerusakan parah pada 79 persen masjid serta sejumlah gereja.
Baca Juga: Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara, Ini Kata Anies Baswedan
Peristiwa di Gaza semakin memperkuat pandangan bahwa Israel bukan hanya sekadar rezim penjajah, tetapi juga ancaman nyata bagi kemanusiaan dan keberagaman agama. MUI melalui pernyataan Sudarnoto Abdul Hakim kembali menyerukan kepada seluruh umat Islam dan komunitas internasional untuk memperkuat solidaritas dan perlawanan terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel.
“Ini bukan lagi sekadar isu Palestina, tapi isu kemanusiaan global yang harus kita lawan bersama,” pungkas Sudarnoto. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pesta Rakyat Pernikahan Putra KDM Ciptakan Tragedi, Tiga Orang Meninggal