Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan sangat kecewa dengan DC Comics yang menampilkan komik bermuatan unsur LGBT.
“Sangat mengecewakan. MUI sangat kecewa dengan pihak yang telah memproduksi komik yang bermuatan promosi terhadap gaya hidup LGBT,” kata Ketua MUI Anwar Abbas dalam keterangan tertulis, Rabu (3/11).
Ia mengatakan, dengan kehadiran unsur LGBT, berarti komik ini telah difungsikan untuk mensosialisasikan paham LGBT yang jelas tidak sesuai dengan fitrah manusia.
“Kehadiran gaya hidup LGBT ini tentu akan berimbas pada penimat komik DC yang mayoritas adalah generasi muda, kata dia.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Kalau style of life mereka ini diikuti semua orang di muka bumi ini maka sudah bisa dipastikan 150 tahun yang akan datang tidak akan ada manusia di bumi, karena terhentinya perkembangbiakan,” ujarnya.
“Jadi perbuatan dan tindakan LGBT ini bertentangan dengan hak asasi manusia karena merupakan tindakan yang dapat memutuskan perkembangbiakan manusia di bumi.”
Ia menghimbau pemerintah, pendidik dan orang tua untuk turun tangan dalam menjaga generasi muda dari bahaya perilaku LGBT, sekaligus menghentikan konsumsi produk yang mengandung unsur LGBT.
“MUI mengimbau pemerintah turun tangan melarang peredaran komik tersebut karena kontennya jelas tidak sesuai dengan nilai pancasila dan dengan jati diri serta budaya kita sebagai bangsa yang religius,” ujarnya,
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Anwar menambahkan, bahwa komik tersebut dapat merusak mentalitas anak-anak bangsa.
DC Comics menuai kontroversi setelah menampilkan gambar John Kent, putra kandung Superman Clark Kent dan Lois Lane, dalam serial pertama Superman: Son of Kal-El pada awal Oktober lalu.
Dalam edisi terbaru DC Comics, John Kent menegaskan dirinya sebagai biseksual dengan mencium Jay Nakamura yang merupakan seorang wartawan pria. (L/R4/P2)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Mi’raj News Agency (MINA)