Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, kehadiran narasumber pro-Zionis di Universitas Indonesia (UI) mencerminkan tipisnya sensitivitas dan kritisisme sebagian pimpinan perguruan tinggi terhadap kejahatan penjajahan Israel yang didukung Amerika Serikat (AS).
“Ini fenomena yang berbahaya. Seharusnya kampus tidak sekadar menjadi tempat transfer of knowledge, tetapi juga pusat pendidikan karakter, memperkuat sensitivitas, dan peduli pada kemanusiaan,” tegas Sudarnoto dalam keterangannya, Senin (25/8).
Ia mengapresiasi langkah UI yang telah menyampaikan permohonan maaf atas “ketidaktelitian” tersebut. Namun, menurutnya, hal itu sudah mencederai rasa kemanusiaan dan kontra produktif bagi upaya membela perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Ini preseden buruk yang tidak boleh diulangi oleh UI maupun perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Zionis Israel sudah lama menanti dan memanfaatkan peluang untuk menyebarkan ideologinya. Jangan silau dengan reputasi intelektual seseorang yang ternyata pro-Zionis,” ujarnya.
Baca Juga: Pasca Kunjungan Peter Berkowitz, Mahasiswa UI Gelar Aksi Solidaritas Palestina
Sudarnoto juga menekankan pentingnya kampus dan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk teguh memegang nilai Pancasila, menjaga komitmen kebangsaan, dan terus berada di garda depan dalam membela Palestina serta menghapuskan segala bentuk penjajahan.
Sebelumnya, undangan terhadap narasumber pro-Zionis di lingkungan UI menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan dan pro-Palestina. UI kemudian menyampaikan permohonan maaf resmi dan menegaskan komitmennya mendukung perjuangan rakyat Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Khatulistiwa Respons Tim Gelar Edukasi Kelestarian Sungai Ciliwung