Jakarta, MINA – Rencana kedatangan grup band Coldplay di Indonesia menuai pro kontra dari berbagai pihak. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin mendukung statemen Wakil Ketua MUI Buya Anwar Abbas, menolak konser Coldplay lantaran band asal Inggris itu ikut mendukung Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
“Mestinya kegiatan yang bertentangan dengan nilai -nilai luhur dan falsafah hidup bangsa Indonesia harus ditolak. Gaya hidup dan kampanye LGBT jelas bertentangan dengan falsafah, konstitusi, dan budaya bangsa,” kata Kyai Jeje dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/5).
“Penolakan ini bukan berarti diskriminasi, tapi kita harus komitmen terhadap konstitusi, falsafah, dan budaya luhur bangsa Indonesia,” katanya.
Kiai Jeje juga Pimpinan Pesantren An-Nahla Al-Islamiy mengatakan, harusna panitia penyelenggara konser dan seni budaya sebelum mengundang memutuskan atau mempertimbangkan dahulu secara matang.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
“Apakah grup musik, figur-figur para pemain seni, yang diundang memiliki track record berpotensi kontroversial secara moral jika ditampilkan dimasyarakat atau tidak? asumsi dan kemasalahatan bersama harus jadi pertimbangan utama,” imbuhnya.
“Sekira ada kebaikan dan profit atau benefit yang diperoleh dan perlu untuk dihadirkan, kemudian mendapat ijin, maka harus mampu menjamin konser tersebut tidak membawakan konten dan simbol LGBT, jika komitmen dilanggar, apa jaminan sanksinya?,” ujar Kiai Jeje.
“Hadirkan konser yang mengandung nilai edukasi dan motivasi positif bagi generasi muda bangsa, bukan sekedar mempertimbangkan hobi dan mengikuti trend kesenangan hedonis kalangan tertentu saja,” tegasnya. (L/R4/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III