Jakarta, 7 Syawal 2013/14 Agustus 2013 (MINA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras cara-cara pembantaian yang dilakukan militer Mesir terhadap warga pendukung Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi.
Dunia Internasional tidak boleh berdiam diri dengan situasi yang menegangkan dan membahayakan bagi kelangsungan hidup kemanusiaan di Mesir, kata Ketua Pengurus MUI Pusat, Dr. Anwar Abbas, di Jakarta, pada Rabu (14/8), laporan situs resmi MUI yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
“Dunia Internasional, terutama PBB selain harus mengutuk keras, juga harus melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku kekerasan di Mesir tersebut,“ tegasnya.
Hal ini merupakan sudah pelanggaran HAM pelakunya harus dihukum berat melalui mahkamah Internasional. Dunia internasional tidak boleh berdiam diri dan harus bertindak cepat, tambahnya.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
“Kekejaman yang dilakukan militer Mesir sudah tidak beradab dan tidak berprikemanusiaan,” kata Anwar.
Perbedaan sikap politik seharusnya bisa diselesaikan secara damai dan melalui dialog yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tambanya.
“Tidak perlu diselesaikan dengan kekerasan, apalagi dengan adanya korban. Pemerintah Indonesia, sebagai negara muslim terbesar harus ikut berperan aktif dalam upaya menghentikan dan menyelesaikan konflik yang semakin menajam di Mesir.
Indonesia harus mampu menghentikan konflik politik di Mesir agar tidak menyeret Mesir ke dalam kancah perang saudara yang berlarut-larut,” ujarnya.
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi
UNI Eropa Mengutuk
Sementara itu, negara-negara anggota Uni Eropa (UE) serentak mengutuk tindakan represif militer Mesir yang membantai pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi.
Kementerian Luar Negeri UE, Cathrine Ashton mengatakan, Negeri Piramida itu semakin membuat populasi manusia mengelus dada. Juru runding faksi politik di Mesir pasca lengsernya Mursi ini menghendaki agar militer dan pemerintah berhenti bertindak semena-mena.
Ashton mengaku sedang mengamati laporan kematian dari semua media internasional atas tindakan militer kali ini.
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045
”Laporan kematian kali ini mengejutkan. Mereka di sana (Mesir) sangat mengkhawatirkan,” kata Ashton lewat juru bicaranya, Michael Mann, seperti dilansir Aljazeera, Rabu (4/8).
Diplomat senior asal London menegaskan, UE tidak mendukung semua tindakan pembungkaman, baik yang dilakukan militer maupun pemerintah. Cara-cara seperti ini tidak akan menghasilkan solusi apapun. Semua mesti mencoba menahan diri, ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mengatakan, solusi matang dari krisis di Mesir adalah dengan cara perundingan. Ia menambahkan, Jerman senada dengan UE menyikapi krisis di Mesir.
”Perundingan merupakan cara mencegah eskalasi yang sudah semakin berdarah tersebut,” kata Guido Westerwelle.
Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI
Pasukan keamanan Mesir membubarkan dua kamp demonstrasi pendukung presiden terguling, Muhammad Mursi. Mereka merobohkan tenda dengan buldozer. Bentrokan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan membuat ratusan orang tewas, (T/P012/R2/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan