Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Umum MUI Minta Menag Yaqut Hati-hati

kurnia - Sabtu, 26 Desember 2020 - 06:39 WIB

Sabtu, 26 Desember 2020 - 06:39 WIB

0 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas meminta pemerintah agar berhati-hati mengambil kebijakan. Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan akan mengafirmasi hak beragama kelompok Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia.

Hal itu disampaikan Anwar Abbas dalam keterangan tertulis, Jumat (25/12). “Nanti lihat saja bagaimana sikap MUI tentang Syiah, dan Ahmadiyah. Jadi ini masalah sangat sensitif,” katanya.

Anwar lebih menitikberatkan soal Syiah. Dia menjelaskan perbedaan Syiah dengan kelompok Sunni.

Menurutnya, Syiah merupakan kelompok di dalam Islam yang revolusioner. Ia memprediksi pemerintah RI akan repot di kemudian hari jika memberi kebebasan kepada kelompok Syiah di Indonesia.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

“Apa beda Sunni dengan Syiah? Kalau Syiah itu lebih apa, lebih keras, lebih revolusioner, pasnya mereka lebih revolusioner. Coba saja lihat di negara Sunni, ndak revolusioner, istilahnya moderat saja. Wataknya Sunni itu sudah begitu. Syiah nggak moderat, keras, revolusioner,” jelas Anwar.

“Saya menyimpulkan ya, kalau pemerintah memberi angin kepada Syiah, ya berarti pemerintahan hari ini aman. Tapi kalau lima periode berikutnya, repot itu menghadapi percekcokan Sunni-Syiah di negeri ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut Anwar mengingatkan bahwa pemerintah harus membuat kebijakan yang baik bukan untuk hari ini saja, tetapi juga baik untuk masa depan. Karena itu, dia meminta Menag Yaqut berhati-hati.

“Pertanyaan saya, apakah kebijakan yang kita buat hari ini hanya untuk hari ini atau jauh ke depan? Harus jauh ke depan. Oleh karena itu, bagi saya ya, hati-hati menyelesaikan permasalahan ini,” ucap Anwar.

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Anwar meminta kepada kelompok Sunni maupun Syiah agar menempatkan posisi sesuai dengan porsinya. Sebab, sebut dia, jika masing-masing kelompok tersebut tidak menempatkan diri sesuai porsinya, akan terjadi gesekan.

“Kalau saya ditanya, ya saya itu pendirian saya. Di negara yang mayoritas Syiah jangan terlalu agresif menyebarkan pahamnya, ya terimalah nasib itu aja, gitu saja kira-kira ya. Sementara yang mayoritas Sunni, Syiah jangan menyebarkan pahamnya, karena pasti akan terjadi gesekan yang bersifat teologis,” sebut Anwar.

“Oleh karena itu saya terus terang, hati-hati, Menteri Agama ini anak muda, masih darahnya masih panas, begitulah ya bahasanya, darahnya masih tinggi ya,” ujarnya.

Anwar meminta kepada kelompok Sunni maupun Syiah agar menempatkan posisi sesuai dengan porsinya. Sebab, sebut dia, jika masing-masing kelompok tersebut tidak menempatkan diri sesuai porsinya, akan terjadi gesekan.

Baca Juga: Pelatihan UMKM di Jakarta Diharap Lahirkan Muzaki Baru

“Kalau saya ditanya, ya saya itu pendirian saya. Di negara yang mayoritas Syiah jangan terlalu agresif menyebarkan pahamnya, ya terimalah nasib itu aja, gitu saja kira-kira ya. Sementara yang mayoritas Sunni, Syiah jangan menyebarkan pahamnya, karena pasti akan terjadi gesekan yang bersifat teologis,” sebut Anwar.

“Oleh karena itu ya, saya terus terang, hati-hati, Menteri Agama ini anak muda, masih darahnya masih panas, begitulah ya bahasanya begitu ya, darahnya masih tinggi ya,” katanya. (R/R4/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG: Beberapa Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat, Sepekan Mendatang

Rekomendasi untuk Anda