Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUI Minta Pemerintah Bekerja Keras Atasi Kenaikan Harga Sembako

kurnia - Ahad, 10 April 2022 - 09:32 WIB

Ahad, 10 April 2022 - 09:32 WIB

6 Views ㅤ

Ilustrasi: pasar lokal. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah untuk bekerja keras mengatasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok, terutama saat Ramadhan.

“Kita sangat prihatin dengan situasi seperti ini, dimana umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah ditambah lagi meroketnya harga-harga kebutuhan pokok,” kata Ketua MUI Jeje Zaenudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (10/4)

“Kita memahami kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah. Apalagi memiliki sejumlah program-program strategis yang memerlukan anggaran besar,” imbuhnya.

Namun di sisi lain, katanya, masyarakat meminta agar pengendalian harga-harga kebutuhan pokok lebih diprioritaskan ketimbang proyek-proyek raksasa yang tidak bersentuhan langsung dengan hajat hidup masyarakat secara luas.

Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

Ia mengatakan, untuk menghindari terjadinya kelangkaan barang di pasar, mengimbau masyarakat untuk berhemat dan mengendalikan diri dari budaya konsumtif saat Ramadhan. Ramadhan merupakan momentum untuk menjaga diri dari hawa nafsu, termasuk perilaku konsumtif.

“Hindari dan kurangi belanja barang dan benda-benda yang tidak terlalu penting. Momentum Ramadhan penting dijadikan spirit budaya hidup hemat dan bersahaja, terlebih dalam menghadapi kesulitan ekonomi sekarang ini,” kata Jeje.

Sebelumnya, Kepala Pusat Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas),bAndriko Noto Susanto menyatakan, pemerintah terus memantau kondisi ketersediaan pasokan dan harga sembilan bahan pokok di berbagai wilayah di Indonesia.

Bapanas juga intens bekerja sama dengan dinas ketahanan pangan di 34 provinsi dan 514 kabupaten dan kota. Tujuannya untuk memantau dan memastikan stabilisasi pasokan dan harga kesembilan bahan pokok tersebut.

Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung

“Kemudian kami melakukan monitoring secara tetap terkait sembilan bahan pokok ini dan kami memastikan setiap bulannya aman atau tidak aman. Kalau misalnya tidak aman, permasalahannya di mana?,” katanya. (R/R4/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia