Jakarta, MINA – Ketua Pimpinan Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (LPLH) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hayu Susilo Prabowo merekomendasikan dua hal terkait persoalan kualitas udara di Jakarta yang terus menjadi perhatian publik karena menunjukkan polusi yang pekat.
Pertama, kata Hayu, pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengurangi emisi melalui sikap bijak dalam bepergian. Menurutnya, emisi yang dihasilkan dari penggunaan motor dan mobil sedikit banyak menyumbang pencemaran udara.
“Kurangi keluar, saling lebih menjaga terhadap sesama. Misalnya kalau ke masjid bisa jalan, iya jalan kaki ajalah, tidak usah pakai motor, atau juga bisa pakai transportasi publik,” kata Hayu seperti dikutip dari MUIDigital, Sabtu (19/8).
Kedua, melakukan mitigasi dengan cara memperbanyak menanam pohon. Menurut Hayu, selain karbon dioksida kembali terserap oleh pepohonan, menanam pohon merupakan bagian dari hal yang dianjurkan dalam agama Islam.
Baca Juga: Tim Medis Taklim Pusat Layani 224 Pasien, Batuk Pilek Tertinggi
Di samping itu, dia juga menyebut, MUI saat ini juga sedang merumuskan fatwa terkait tingginya emisi atau polusi udara.
“Jadi efek jangka pendeknya itu untuk kesehatan, dan jangka panjangnya untuk perubahan iklim,” kata dia.
Dia menghimbau agar umat senantiasa memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan. Sejumlah fatwa MUI, kata dia, juga bentuk himbauan agar umat dapat peduli terhadap kondisi, lingkungan sekitar, seperti fatwa mengelola sampah, menanam pohon, menjaga satwa langka.
“Sebenarnya fatwa-fatwa itu bagaimana merubah perilaku kita agar ramah lingkungan. Artinya, kita perlu sadar bahwa kehidupan manusia ini bergantung pasa bumi. Kalau buminya rusak, punahlah kita semua,” jelasnya. (R/R5/P1)
Baca Juga: Guru dan Puluhan Siswa di Jambi Bersihkan Lumpur dampak Banjir
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Awali Aktifitas Pagi di Jakarta, Perhatikan Prakiraan Cuaca Senin Ini