Jakarta, 16 Rabi’ul Awwal 1436/6 Januari 2015 (MINA) – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsudin, mangatakan, Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) rencananya akan digelar pada 8-11 Februari 2015 di Yogyakarta. Pertemuan ini rencananya akan membahas sejumlah masalah strategis.
Menurut Din Syamsudin, KUII merupakan kongres keenam yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kongres ini sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Dan MUI kembali menghidupkannya di tahun 1999.
“KUII sebelum kemerdekaan berlangsung dua kali. Dihidupkan oleh MUI tahun 1999, tahun 2005 dan tahun 2010. KUII kali ini merupakan yang keenam,” kata Din Syamsudin di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu.
KUII mengambil tema ‘Penguatan Peran Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia yang Berkeadilan dan Berperadaban’. MUI juga akan mengundang Presiden Joko Widodo untuk membuka acara tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menutup acara.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Sementara Ketua Penitia Kongres Umat Islam (KUI), Slamet Efendy Yusuf mengatakan, Kongres akan mengajak bersatunya umat Islam dalam kerangka umat Islam saat ini tidak bersatu, berjalan dengan konsep sendiri-sendiri.
“KUI mencoba untuk menyamakan cara pandang terkait keberadaan Islam di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, KUI tersebut akan menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi sampai saat ini justru umat Islam Indonesia terkesan tertinggal dalam segala bidang kehidupan, ekonomi, peradaban Islam dan politik.
“KUI membutuhkan instrumen gerakan yang integral dan mampu mengakomodir kepentingan umat Islam sekaligus ke-Indonesiaan,” katanya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Slamet berharap, Umat Islam mampu untuk berbagi baik itu ide mau pun lainnya. “Umat Islam di Indonesia mempunyai ciri yang paling solid di dalam negeri yang damai, hal itu jika di banding dengan umat Islam di penjuru dunia lainnya,” katanya.
Dia menegaskan, harus ada kelompok yang mempelopori kesatuan umat Islam, dan harus berani berterus terang, tidak boleh ada satu kelompok Islam di Indonesia yang merasa bisa menangani sendiri urusan ummat Islam.
Urusan Islam dan Bangsa ini, hanya bisa dicapai melalui gotong royong oleh semua elemen Islam. (L/P002/P009/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas