Jakarta, 6 Rabi’ul Akhir 1436/27 Januari 2015 (MINA) – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, Cholil Nafis mengatakan, untuk mengetahui makna dakwah harus terlebih dahulu memahami karakter obyek dakwahnya.
“MUI ingin menata dakwah yang akan menjadi kesepakatan Ormas Islam, di antaranya berkenaan etika, metode dan materi,” kata Cholil Nafis kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kantor MUI Pusat. Jakarta, Senin.
Dalam kesepakatan tersebut, nantinya akan menjadi acuan para da’i dalam memberikan pesan dakwah kepada masyarakat.
Dia menambahkan, kesepakatan peta dakwah itu, berkenaan dengan tempat, paham keagamaan masyarakat dan potensi konflik keagamaan di suatu lokasi.
Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina
“kita mengupayakan bisa diunggah secara online khusus untuk para da’i, mereka bisa diberi password untuk dibuka,” katanya.
“Kita bersama da’i di berbagai Ormas, MUI memfasilitasi untuk bertemu tidak saling mengurui. Namun, hanya mengevaluasi kegiatan dakwah umat Islam” ujarnya.
Cholil Nafis mengharapkan, seorang da’i berceramah di suatu tempat mereka mengetahui apa yang harus dibicarakan dan tidak malah menjadi kontra produktif.
Dia mencontohkan, ketika seorang penceramah mengisi acara di basis Muhammadiyah dengan konten ke-NU-an tentu tidak tepat, begitu pula sebaliknya,
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
“Misalnya di basis Kristenisasi kita akan bicara bagaimana mengajak masyarakat agar paham dengan Islam, meyakini Islam dan mau teguh dengan Islam. “Ini akan memperkaya data para da’i, dan da’i pun tidak salah ceramah,” katanya.
Kesepakatan itu juga, nantinya menyangkut etika da’i, mad’ u dan materi dakwahnya itu sendiri. Pada tingkat bassis data, kami lakukan mapping dakwah yang bisa berupa buku maupun online, misalnya di suatu tempat banyak penganut agama apa, pahamnya apa, kondisinya apa misalnya minus ajaran dakwah apa yang kita datangi.
Komisi dakwah juga akan secara rutin menggelar ceramah yang khusus bagi para penceramah,”Nanti ada diskusi bulanan yang membahas isyu aktual, termasuk materi dakwah,” kata Cholik Nafis.
“Nanti juga ada pengajian yang bukan untuk umum, namun untuk para ustadz, baik itu mereka yang biasa di masjid maupun yang di media, kita akan bicara soal dakwah dan tantangannya di era modern ini.”
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
Komisi Dakwah juga akan membuat semacam panduan dakwah yang fokus pada dakwah kebangsaan, misalnya dakwah dalam konteks nasional seperti apa, ini nanti akan menjadi acuan dan kesepakatan tokoh Islam dan masyarakat dalam berdakwah. (L/P009/P002/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an