Padang, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar mengungkapkan prihatian atas putra-putri Minangkabau khusus yang sedang merantau menjadi korban di Wamena Papua.
“Kini NKRI yang diperjuangkan oleh para tokoh kita menjadi tumpahan darah dan air mata bagi yang menjadi korban,” kata Gusrizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/9).
Menurutnya, sebagai seorang muslim sepatutnya istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) dan lantunan do’a serta menjadikan kesabaran sebagai pakaian adalah suatu sikap keimanan.
“Namun sebagai warga negara dan rakyat bangsa ini, apakah tak perlu dan terlarang kami bertanya,
Dimana kehadiran Negara dan mereka yang menikmati tetesan keringat rakyat selama ini”?,” ungkap dia.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Dikatanya jika dalam kondisi seperti ini, penguasa tetap absen dan hanya sama-sama bisa meratapi mayat yang telah berjatuhan.
“Kami harus mengambil kesatuan langkah dengan menggelar rapat akbar “Ranah Minang Mangisa Karih” sebagai isyarat bahwa tidak begitu saja darah tertumpah sia-sia dan tak semurah itu nyawa melayang di dalam negara kesatuan yang selama ini kami cintai,” katanya.
“Korban putra-putri Minagkabau di Papua tak cukup hanya mengundang ucapan duka,” katanya.
Kalau memang kita hidup bernegara, kami patut bertanya, dimana tuan-tuan yang mengaku menjadi penguasa?. (R/R03/P2)
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Mi’raj News Agency (MINA)