
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh. (Foto: Rendy/MINA)
Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan hanya ada dua vaksin imunisasi yang sudah terverifikasi halal, yaitu vaksin meningitis dan flu.
“Vaksin yang beredar di Indonesia yang sudah memperoleh sertifikat halal itu baru dua jenis, yang pertama vaksin menigitis dan kedua vaksin flu,” kata Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni’am di Jakarta, Kamis (12/10).
Ia menambahkan, vaksin meningitis ada empat produk dan flu ada satu produk yang tersertifikasi halal. Di luar dari itu, MUI belum sertifikasi halal vaksin lainnya, termasuk vaksin Measles Rubella (MR).
Ni’am menambahkan, terkait imunisasi, MUI sendiri mengeluarkan fatwa yang termaktub dalam Fatwa Nomer 4 Tahun 2016 Tentang Imunisasi yang menjelaskan, imunisasi boleh dilakukan dengan syarat dan proses untuk mencegah penyakit itu dibolehkan.
Baca Juga: Banjir Kota Jambi Rendam Sekolah dan Rumah Warga
“Fatwa ini menkonfirmasi itu (keraguan masyarakat soal imunisasi). Akan tetapi kebolehannya itu disyaratkan dengan menggunakan faksin yang halal,” katanya.
Ia menambahkan, Imunisasi dengan vaksin yang haram atau najis tidak dibolehkan kecuali digunakan pada kondisi darurat, belum ditemukan bahan vaksin yg halal dan suci, dan adanya keterangan medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal.
“Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa berdasarkan pertimbangan ahli yang berkompeten dan dipercaya maka imunisasi hukumnya wajib,” kata Ni’am.
Sementa itu, jika berdasarkan ahli yang berkompeten menyatakan imunisasi dapat menyebabkan kerugian atau mudarat itu tidak boleh dilakukan. (L/R08/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)