Jakarta, 26 Jumadil Akhir 1436/15 April 2015 (MINA) – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Natsir Zubaidi mengatakan, pentingnya membina kerjasama di kalangan para ulama, pendakwah, dan organisasi Islam dalam menangani gejala ekstrimisme.
Termasuk dengan memberikan makna ekstrimisme dan perlunya menangkal dengan usaha memperkokohk pemahaman yang murni dan penghayatan tentang ajaran Islam yang Rahmatan Lil’Alamin, kata Natsir Zubaidi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kantor Pusat MUI, Jakarta, Selasa (14/4).
“Faktor utama gejala ekstrimisme merupakan kurangannya pemahaman tentang Islam, adanya ketidakadilan di tengah masyarakat, lemahnya pendidikan dan dakwah Islamiyah,” ujar Nastir.
Langkah sistematis harus dirangkai untuk menangani faktor utama munculnya gejala ekstrimisne, termasuk dengan memasukkan pengertian dan bahaya ekstrimisme dalam kurikulum pendidikan yang resmi.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Isi materi dakwah oleh para pendakwah dan organisasi Islam juga perlu muatan menangkal gejala ekstrimisme tersebut, imbuhnya.
Natsir mengharapkan, hasil dari Muzakarah Serantau yang digelar oleh Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia (Yadim) dan Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia baru-baru ini, dapat menangkal stigma terorisme dan ekstrimisme yang ditujukan secara khusus kepada umat Islam.
“Gejala Islamophobia jika dibiarkan, berpotensi menciptakan iklim konflik Islam dan non-Islam,’’ katanya. (L/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina