Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUI: UMAT ISLAM HARUS JADI ELEMAN TERDEPAN BAGI KEUTUHAN NEGARA

kurnia - Kamis, 26 November 2015 - 20:51 WIB

Kamis, 26 November 2015 - 20:51 WIB

252 Views ㅤ

Rapat Pleno II Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI (Foto : Akhmad)
Rapat Pleno II Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI (Foto : Akhmad)

Rapat Pleno II Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI).(Foto: Akhmad)

Jakarta, 14 Shafar 1437/26 November 2015 (MINA) – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menyatakan, umat Islam harus menjadi elemen terdepan dalam menjaga keutuhan negara sebagaimana manifestasi komitmen kebangsaan (Dar al-Ahdi), komitmen keselamatan (Dar as-Silmi), komitmen kemaslahatan (Dar as-Sulhi), dan komitmen berperadaban (Dar al-Hadharah).

Dalam rapat pleno yang digelar satu bulan sekali membahas konsep bela negara yang sedang bergulir hingga saat ini, Din mengatakan, konsep tersebut dibahas untuk dijadikan rekomendasi bagi pemerintah yang saat ini sedang menyusun konsep bela negara.

Din menyatakan, bela negara merupakan jati diri Islam di Indonesia ada butir-butir penting yang kiranya akan diakomodasi oleh pemerintah dalam naskah bela negara ini.

“Kehidupan bernegara di masyarakat selama ini ditenggarai sudah menyelewengan dan menyimpang dari nilai-nilai agama dan bangsa,” ,” kata Din saat memimpin Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI, di Gedung MUI, Jakarta, Kamis (26/11) siang.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Pihaknya beranggapan perlu mengeluarkan sikap dan mendukung konsep bela negara yang kembali digulirkan pemerintah ini. Bagi umat Islam Indonesia bela negara itu sebagai panggilan teologis sebagai bentuk jihad, ijtihad, mujahadah dalam berislam, berbangsa dan bernegara.

Din juga menyampaikan evaluasi terhadap NKRI berdasarkan Pancasila yang mengalami penyimpangan dalam kehidupan masyarakat dan eksistensi negara dan umat Islam di Indonesia.

Pertama, lanskap tata ruang yang semakin kebarat-baratan. Kepemilikan menjadi hegemoni para pemilik modal yang diragukan komitmen kebangsaan dan kooperatifnya dengan umat Islam.

Kedua, pudarnya penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. Ketiga, eksploitasi SDA oleh kelompok asing. Keempat, terpinggirnya simbol-simbol kebudayaan asli Indonesia oleh kebudayaan pop, glamot, dan individualistik.

Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda

Hadir pula dalam acara Rapat Pleno Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI, Ketua Wantim MUI Din Syamsuddin, Wakil Ketua Wantim MUI Nazaruddin Umar, Wakil Ketua Wantim MUI Azyumardi Azra, dan Wakil Ketua MUI Didin Hafiduddin. (L/P002/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

 

 

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Palestina
Dunia Islam