Majelis Ulama Indonesia" width="333" height="470" />Bekasi, 22 Rajab 1435/21 Mei 2014 (MINA) – Anggota Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, M. Cholil Nafis Lc., Ph.D berpendapat, wisata syariah berpotensi menguatkan perekonomian Indonesia melalui promosi produk-produk dan pengenalan kebudayaan Indonesia kepada wisatawan asing khususnya negara Timur Tengah.
“Indonesia dengan sumber daya alam yang luas, keanekaragaman hayati, flora dan fauna serta kebudayaan yang beranekaragam dan unik bisa menjadi daya tarik wisatawan atau turis asing, baik dari negara mayoritas muslim maupun negara mayoritas non muslim untuk berkunjung” kata Cholil Nafis saat diwawancarai MINA (Mi’raj Islamic News Agency) pada acara Seminar Nasional ekonomi syariah IAEI dengan tema “ Optimalisasi Syariah Compliance Pada Bank dan Lembaga Keuangan Syariah” , Rabu (21/5).
“Melalui program wisata syariah, masyarakat muslim bisa nyaman menikmati dan memilih tempat-tempat yang syariah tidak hanya degan masyarakat muslim saja namun juga pada masyarakat non muslim, juga bisa dijadikan dakwah dan edukasi kepada masyarakat non muslim” katanya.
Ia menghimbau agar wisata syariah tidak hanya semata-mata untuk hiburan dan mengejar keuntungan finansial saja tapi yang palig penting juga harus memperhatikan pada nilai pendidikan serta peraturan-pertaruran syariah sesuai Islam yang bisa membedakan mana yang halal dan haram.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Selanjutanya, kami dari pihak MUI akan terus bekerjasama dengan pemerintah memantau pada pelaksanannya , pengunjung dan tempat-tempat wisata syariah, apakah sudah sesuai dengan peraturan dan pada prinsip-prinsip Islami dengan memperhatikan halal dan haramnya” ujarnya.
Ia menilai Indonesia terkesan lambat dalam mengembangkan wisata syariah ini dengan negara Malaysia yang lebih dulu menerapkannya sebab kurangnya kesadaran masyarakat terhadap syariah ini, namun sekarang kesadaran masyarakat Indonesia meningkat terhadap manfaat syariah ini.
“Jika wisata syariah bisa berkembang, akan berpengaruh positif terhadap tantangan kedepannya dalam mengadapi MEA 2015 (Masyarakat Ekonomi Asean) selanjutnya dengan mengoptimalkan pada pengembangan pada kemampuan SDM (sumber daya manusia) nya” tambahnya.
Ia berharap agar wisata syariah kedepannya bisa menjadi daya tarik dan daya saing terhadap negara asing lainnya dan lebih mempromosikankebudayaan Indonesia dan meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia. (L/P010/EO2)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)