Washington, 28 Dzulqa’dah 1435/23 September 2014 (MINA) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya dan sekutunya mulai membom posisi basis pejuang Islamic State (IS) atau ISIS di Suriah, sebagai serangan pertama sejak terbentuknya koalisi AS.
Serangan dimulai pada sekitar 00.30 GMT pada Selasa (23/9), dengan gelombang serangan pertama sekitar 20 serangan selama 90 menit. Gelombang lain akan dilakukan pada jam-jam berikutnya, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa pasukan militer dan negara mitra melakukan aksi militer terhadap teroris ISIL (ISIS) di Suriah, menggunakan gabungan pesawat tempur, pembom dan rudal Tomahawk serang darat,” kata Juru Bicara Departemen Pertahanan.
AS tidak mengkonfirmasi apa yang mereka targetkan, namun laporan di media sosial menyatakan bahwa wilayah Raqqa yang dikuasai ISIS di Suriah diserang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kantor berita AP mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, serangan dilakukan oleh AS, Bahrain, Qatar, Arab Saudi, Yordania dan Uni Emirat Arab. Namun laporan resmi AS belum menyebutkan mereka bersekutu dengan siapa dalam serangan, dan belum ada negara yang mengkonfirmasi keterlibatannya.
Serangan itu terjadi hanya dua pekan setelah AS membentuk koalisi melawan kelompok ISIS, yang telah mengambil alih daerah luas Suriah dan Irak serta pendeklarasian “khalifah”.
Anggota koalisi termasuk di dalamnya negara anggota NATO, non-anggota termasuk Australia dan negara-negara Arab.
Presiden AS Barack Obama mengatakan pada 10 September bahwa kampanye yang luas akan menurunkan dan akhirnya menghancurkan kelompok.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Serangan terjadi sehari setelah Juru Bicara ISIS, Abu Mohammed Al-Adnani, meminta pendukung kelompoknya untuk menyerang orang asing di mana pun mereka berada.
Wartawan Al Jazeera melaporkan dari Baghdad, mengatakan bahwa kondisi itu adalah pergeseran doktrin ISIS, di mana sebelumnya mereka mempertahankan diri untuk tidak berperang melawan AS dan sekutunya dengan tujuan utama mereka hanya untuk memperkuat kekhalifahan. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata