Oleh: Zaenal Muttaqin, redaktur di Kantor Berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Salah satu golongan manusia yang buruk dan sangat dicela oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah golongan orang munafik. Mereka juga disebut sebagai orang-orang yang hatinya berpenyakit dan Allah menambah penyakit mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ۬ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضً۬اۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”. (QS. Al Baqoroh [2]: 10).
Munafik adalah orang yang lain di mulut lain di hati. Terkadang orang-orang munafik juga pandai memaparkan ide-ide atau gagasan yang muluk tetapi bukan untuk dilaksanakan.
Orang munafik biasanya juga pandai bersilat lidah, lihai memainkan kata-kata. Perkataannya menawan dan memukau banyak orang, tetapi itu semua hanya untuk menyembunyikan keraguan hatinya kepada kebenaran dan menutupi maksud jahatnya.
Orang munafik disebut juga orang yang suka menipu, mereka bermaksud menipu Allah dan orang-orang beriman. Tetapi sebenarnya mereka menipu dirinya sendiri tanpa mereka sadari.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”. (QS. Al Baqoroh[2]: 9).
Munafik adalah manusia yang tidak memiliki prinsip hidup, atau sering melanggar prinsip hidupnya sendiri demi untuk mengejar ambisi dan kepentingan pribadi serta keuntungan duniawi.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Hidup mereka terombang-ambing dalam keraguan antara iman dan kafir sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:
مُّذَبۡذَبِينَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ لَآ إِلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ ۥ سَبِيلاً۬
“Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian: tidak masuk kepada golongan ini dan tidak kepada golongan itu, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan baginya”. (QS. An Nisaa[4]: 143).
Kemunafikan adalah bahaya besar yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan ummat, masyarakat, termasuk dalam kehidupan bangsa dan negara. Karena munafik adalah musuh dalam selimut yang sulit dideteksi, dan terkadang berlindung dibalik legalitas.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Munafik bisa ada di mana saja, di kalangan pejabat atau rakyat, bahkan di kalangan yang disebut sebagai ulama, termasuk pula ummat atau rakyat. Kalau ada di kalangan pejabat maka jangan harap mereka akan memperjuangkan nasib rakyatnya, walaupun mereka menjadi pejabat karena dukungan suara rakyat.
Kalau ada di kalangan ulama maka mereka akan mempermainkan syariat agamanya untuk kepentingan duniawi. Dan jika munafik ada di kalangan ummat atau rakyat maka mereka hanya akan jadi beban, sulit diarahkan dan diajak berjuang. Mereka hanya akan memikirkan kepentingannya sendiri-sendiri (individualis).
Tanda-tanda Munafik
Rosulullah SAW bersabda: “Ada empat sifat yang barangsiapa memilikinya maka ia termasuk orang munafiq yang tulen. Barangsiapa memiliki salah satu dari sifat itu maka dia termasuk orang munafiq sampai dia meninggalkannya. (Pertama), apabila berbicara dia bohong,(kedua) apabila diberi amanah dia khianat, (ketiga) apabila berjanji dia mengingkari janjinya, dan (keempat) apabila bermusuhan dia membongkar seluruh rahasia.” (Hr. Bukhori dan Muslim).
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Ada empat ciri pokok munafik yang disebutkan oleh hadits di atas. Bila keempat ciri tersebut ada pada seseorang maka berarti dia munafik tulen, dan bila hanya sebagian maka dia termasuk golongan munafik.
Keempat ciri munafik tersebut adalah : Pertama, kalau bicara bohong. Artinya dalam berbicara tidak sesuai dengan fakta, mengada-ada serta dibuat-buat sendiri dan sering mengatsnamakan aspirasi rakyat, padahal sebenarnya adalah kepentingan pribadi. Menjual nama orang lain (rakyat) untuk kepentingan ambisinya adalah kebiasaannya.
Kedua, dipercaya khianat. Ini artinya suka menolak tugas yang diberikan kepadanya, dan kalau dia menerima disalahgunakan untuk kepentingan pribadinya atau kelompoknya, dan suka bertindak diluar kewenangannya. Bila diperingatkan akan memberontak dan bangkit arogansinya.
Ketiga, ingkar janji. Orang munafik selalu ingkar janji dengan berbagai macam dalih yang dibuat-buat. Hal itu terjadi karena dia egois, takut resiko, dan enggan berkorban untuk kepentingan orang banyak.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Keempat, bila berselisih curang dan membongkar rahasia. Bila terjadi perselisihan orang munafik selalu bertindak curang , bukan mencari atau memilih jalan damai, melainkan mengancam dan membongkar rahasia lawannya. Hal inilah yang sering kita saksikan di kalangan elit pemimpin kita, mereka saling mengancam dan membongkar kelemahannya bahkan saling membunuh karakter lawannya.
Adakah keempat ciri-ciri munafik itu pada kita, pada pejabat-pejabat kita, tokoh-tokoh kita atau ulama-ulama kita ? Seluruhnya atau hanya sebagian saja dari keempat ciri munafik tersebut ?
Mudah-mudahan tidak…! Dan sememestinya kita instrospeksi serta berusaha menjauhi perilaku-perilaku kemunafikan tersebut, agar ummat, masyarakat, bangsa dan negara ini tidak terus terpuruk.
Wallahu a’lam bisshowaab. (R11/P2 )
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)