Munas XI MUI akan Gelorakan Kembali Boikot Produk Israel

Jakarta, MINA – Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI pada 20-23 November 2025 akan menekankan aksi pemboikotan terhadap produk Israel dan produk yang terafiliasi dengan Israel.

Ketua Steering Committee (SC) Munas XI KH Masduki Baidlowi mengatakan, seruan ini sangat penting yang tidak hanya bersifat normatif, tetapi sebagai tindak lanjut dari fatwa MUI agar umat Islam Indonesia melakukan boikot terhadap produk dan produk terafiliasi Israel.

“Selama ini sudah berjalan, tetapi sebagaimana kita ketahui, ketika kena promosi lagi, umat cenderung lupa. Jadi tim rekomendasi menekankan itu,” kata Masduki dalam Konferensi Pers di Jakarta Pusat, Selasa (18/11).

Ketua MUI Bidang Infokom ini menjelaskan langkah boikot akan diiringi dengan ekosistem alternatif, yakni menghidupkan UMKM yang harusnya didukung oleh pemerintah.

Baca Juga: Hujan Lebat Picu Delapan Titik Banjir di Kota Bekasi

Hal ini sebagaimana program pemerintah ketika itu yang menggalakkan untuk mencintai produk-produk Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, kata dia, MUI akan mendatangani pihak-pihak terkait seperti organisasi UMKM, HIPMI dan Kadin untuk memperjuangkan ekosistem memajukkan UMKM.

Masduki menegaskan langkah boikot terhadap produk Israel dan produk yang terafiliasi Israel tidak boleh hanya sekedar euforia sesaat, tetapi harus terus dilakukan hingga Palestina benar-benar merdeka.

Ia menerangkan dalam Munas XI MUI akan membahas strategi agar pemboikotan terhadap produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel sebagai budaya dan life style bagi umat Islam Indonesia, sehingga, budaya dan life style itu bisa menaikkan produk-produk dalam negeri.

Baca Juga: Cloudflare Down, Hentikan Layanan Internet Dunia

Sementara itu, senada dengan Masduki, Ketua Komisi E (Khusus) Munas XI MUI KH Cholil Nafis menegaskan pemboikotan harus dilakukan hingga Palestina benar-benar merdeka.

Selain itu, lanjutnya, Gaza harus dikembalikan kepada Palestina. Dia menambahkan gencatan senjata sekarang ini tidak membuat Palestina pulih dan damai.

Sebab, masih terjadi pembunuhan, penjarahan, dan peristiwa kemanusiaan yang terjadi kepada rakyat Palestina. Hanya saja, tidak massif seperti sebelum gencatan senjata.

“Kita konsisten berjuang untuk Palestina karena benar-benar belum merdeka. Contoh kedaulatan belum ada pada Palestina karena Baitul Maqdis, ketika ada yang mau kesana, harus izinnya ke Israel, bukan Palestina,” tegasnya. []

Baca Juga: Kemenhaj RI Gandeng UMKM untuk Perkuat Layanan Konsumsi Jamaah Haji 2026

Mi’raj News Agency (MINA)