Washington, 6 Rabi’ul Akhir 1436/27 Januari 2015 (MINA) – Mundurnya Abd-Rabbu Mansour Hadi sebagai Presiden Yaman, membuat Amerika Serikat (AS) akan kehilangan mitra setianya di negeri yang sedang bergejolak itu.
“(Presiden) Hadi penting luar biasa,” Bill Roggio Redaktur Pelaksana Long War Journal, yang melacak aktivitas kelompok militant, mengatakan Senin (26/1), Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Dia (Hadi) membuat mudah kerja sama militer dan intelijen Yaman. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi pihak AS,” tambah Roggio.
Pada Kamis 22 Januari, Hadi mengundurkan diri bersama kabinetnya demi menolak tuntutan oposisi Houthi yang menguasai ibukota Sanaa dan menjadikannya tahanan rumah hingga sekarang.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Meski parlemen menolak surat pengunduran diri Hadi, namun kekuasaan Yaman statusnya belum jelas.
Para ahli mengatakan, operasi darat dan pengumpulan intelijen AS di Yaman akan terkena imbas dengan hilangnya Hadi sebagai mitra setia. Presiden Yaman adalah pendukung vokal untuk perang AS melawan Al-Qaeda.
Namun di hari itu juga, AS meluncurkan serangan terbaru pesawat tak berawak (drone) yang menargetkan pejuang Al-Qaeda di provinsi Marib, Yaman.
Pejabat suku dan keamanan di provinsi Marib mengatakan, rudal itu menghantam sebuah kendaraan yang membawa tiga orang, dekat perbatasan dengan provinsi Shabwa. (T/P001/R11)
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)