Bekasi, MINA – Pakar pendidikan Islam sekaligus Direktur Pendidikan Insan Mandiri Boarding School, Munif Chatib menjelaskan, salah satu metode pendekatan yang digunakan oleh para pendidik untuk melejitkan potensi anak didik di pesantren adalah dengan pendekatan MI (multiple intelligences).
Dalam teori ini mengatakan, setiap manusia memiliki delapan kecerdasan, yaitu Linguistik, Musical, Matematis-logis, Interpesonal, Spasial, Interpersonal, Kinestetis dan Naturalis.
“Kebanyakan para pendidik kurang peduli dengan keadaan psikis anak didiknya dan cenderung memaksakan dengan kegiatan belajar yang di desain dengan caranya sendiri tanpa tahu ini akan efektif atau tidak,” Munif Chatib mengatakan kepada MINA, di sela Seminar & Lokakarya Strategi Pengasuhan Asrama Anak Zaman Now di Aula SMPIT , SMAIT Insan Mandiri Cibubur Jl. Masjid Silaturrahim No. 36 Bekasi, pada Sabtu (22/9).
Oleh karena itu, pendidik harusnya lebih dulu mampu untuk memberikan stimulus dan latihan agar delapan kecerdasan tersebut muncul sesuai tahap perekembangannya selama di asrama.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Menurut Munif, MI adalah sebuat teori kecerdasan yang sangat terbuka dan menghargai potensi individu sekecil apapun. Teori ini sangat menghargai manusia sebagai ciptaan Sang Maha Agung, Allah SWT yang tidak pernah memproduksi produk-produk gagal.
“Malah saya mendapat banyak bukti sebagai fakta, banyak anak yang mempunyai hambatan, ketika MI-nya di hargai dan terus dimunculkan, maka anak itu menjadi ahli di bidangnya masing-masing,” jelas Munif di blognya.
Munif menjelaskan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pendidik dan pesantren diantaranya pendidik harus memetakan dulu dominasi kecerdasan anak didik dengan alat Multipel Intelegensi Riset (MIR).
Alat MIR ini di gunakan oleh pendidik sebelum membuat sebuah rencana belajar untuk mendeteksi tingkah laku anak didik secara individual sehingga dapat di ketahui tingkat kecerdasannya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Setelah pendidik mengetahui data base anak didiknya dari delapan kecerdasan mana yang tinggi, sedang maupun rendah. Ini adalah data yang luar biasa dimana pendidik dapat masuk ke dalam dunia psikis (kondisi kecerdasannya) anak didiknya.
Langkah kedua, sesudah mengetahui letak kecerdasan anak didik maka akan kelihatan pola belajar anak tersebut sehingga pendidik tinggal menentukan metode yang cocok dengan gaya belajar anak tersebut dalam rencana belajarnya.
Hal tersebut nantinya InsyaAllah akan membuat setiap pelajaran jadi menyenangkan dan tidak ada kata bosan. (L/Sj/P2)
Mi’raj News Agency(MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September