Jakarta, 28 Rabi’ul Awwal 1436/19 Januari 2014 (MINA) – Mantan Presiden terguling Muhamad Mursi dalam sidang terbaru di pengadilan Kairo mengatakan dirinya masih presiden sah Mesir, mengklaim tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan yang ditujukan padanya.
“Saya masih presiden yang sah dari negara ini, dipilih melalui pemilu yang adil,” katanya di hadapan hakim Pengadilan Kriminal Kairo, Ahad, sebagaimana dikutip Ahram online dan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam sidang itu, pengadilan membahas perkara tuduhan Mursi bergabung dengan pihak asing seperti Hamas, yang dituduh sebagai organisasi teroris.
Mursi, digulingkan pada Juli 2013, setelah Menhan Mesir yang menjabat saat itu Abdul Fattah Al-Sisi mengumumkan penggulingannya yang disusul protes rutin menolak pengumuman itu. Protes berlangsung satu tahun lebih, dan berkurang sejak Mesir memberlakukan hukum protes baru yang membatasi protes di dalam negeri.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Setelah penggulingan itu, Mursi ditahan di tempat yang tidak diketahui, dan kemudian dituduh melakukan mata-mata untuk asing dan menghasut pembunuhan hingga membuatnya ditahan lebih lama di bawah militer.
Tidak hanya Mursi, 35 orang lainnya juga ditahan atas tuduhan bekerja sama dengan organisasi-organisasi asing.
Mursi membantah tuduhan itu, menekankan laporan temuan fakta yang dikeluarkan pada masa kepresidenannya pada 2012 menunjukkan keterlibatan para petinggi yang kini memerintah Mesir setelahnya dalam Pertempuran Unta, nama yang diberikan untuk bentrokan mematikan selama 18 hari pemberontakan menuju revolusi pada 2011.
Ia mengatakan, sesuai dengan kesaksian para pekerja di hotel yang dekat dengan lokasi Tahrir Square, di mana bentrokan terjadi, banyak orang berada di atap bangunan dengan identitas yang kini berkaitan dengan orang yang menguasai Mesir.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mursi menyatakan salah satu alasan mengapa dia digulingkan adalah karena parlemen dikuasai mayoritas Muslim dan pemerintah yang dipimpin oleh Kamal Al-Ganzouri, orang era Mubarak, mengalami pertikaian yang hebat di pemerintahan.(T/R04/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata