Kairo, 10 Muharram 1435/14 November 2013 (MINA) – Presiden terguling Mesir Muhammad Mursi mengatakan bahwa penculikannya oleh militer dan orang-orang yang menyingkirkannya dari kekuasaan melakukan “pengkhianatan terhadap seluruh bangsa”.
Sekelompok pengacara sukarela, bukan pengacara Mursi, membaca pesan dari Mursi dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu (13/11), sehari setelah mereka bertemu di penjara, Al Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Mursi mengatakan bahwa ia bermaksud menuntut pihak otoritas militer dan tidak ada stabilitas di Mesir kecuali kudeta militer dihapuskan dan mereka yang bertanggung jawab menumpahkan darah rakyat Mesir harus bertanggung jawab.
Dalam surat itu, Mursi mengatakan ia diculik oleh Garda Republik pada tanggal 2 Juli, sehari sebelum secara resmi ia dihapus oleh militer dari kekuasaan. Dia mengatakan dia ditahan di sebuah pangkalan angkatan laut selama empat bulan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mursi dipindahkan ke sebuah penjara berkeamanan tinggi di Alexandria pada 4 November, setelah sesi pertama persidangannya atas tuduhan penghasutan pembunuhan demonstran pada bulan Desember 2012.
“Presiden berencana untuk mengambil tindakan hukum terhadap kudeta, dan ini akan sampai ke tim pembela dalam waktu dekat,” kata Mohamed al-Damati, salah seorang pengacara yang bertemu Mursi.
Mursi sejauh ini belum menyepakati siapa pengacara yang akan mewakilinya di pengadilan, yang rencananya dilanjutkan pada tanggal 8 Januari. Mursi mengatakan bahwa pengadilan tidak sah dan ia tidak memiliki wewenang untuk melakukan apa yang ditetapkan pengadilan.
Sementara itu, pemerintah Mesir mengatakan status darurat tiga bulan bangsa dan jam malam akan diangkat pada hari Kamis. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan dalam pengumuman Rabu oleh konferensi pers Menteri Pembangunan Administrasi, Hany Mahmoud.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Tentara memberlakukan keadaan darurat di pertengahan Agustus, di tengah gejolak politik yang mencengkeram negara itu setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli sebagai reaksi protes massa terhadap pemerintahannya. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama