Kairo, 24 Sya’ban 1434/3 Juli 2013 (MINA) – Presiden Mesir, Muhammad Mursi menolak seruan mundur oposisi dengan mengatakan dirinya “penjaga legitimasi” Mesir.
Pada pidato yang disiarkan televisi nasional Mesir, Selasa (2/7) malam, Mursi menegaskan tidak mengganti legitimasi konstitusi, karena kepemimpinannya adalah pilihan rakyat bukan kehendak pribadinya.
“Kepada oposisi terhormat yang menghormati demokrasi, Mesir milik kita bersama. Allah maha tahu bahwa saya tidak menginginkan kursi kepresidenan ini. Tapi rakyat memilih saya. Dan darah rakyat sangat berharga,” kata Mursi.
Dia menegaskan, nyawa dirinya akan menjadi harga bagi revolusi dan legitimasi.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mursi mengatakan keterlibatan kroni-kroni rezim Husni Mubarak memprovokasi para pemuda untuk memberontak melengserkan legitimasi rakyat agar mereka bisa kembali berkuasa, demikian lapor Pusat Studi Informasi Alam Islami (SINAI) yang dikutip Kantor berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Presiden terpilih itu mengatakan rezim Mubarak tidak akan puas dengan yang terjadi sekarang. Mereka akan terus mengganggu jalannya demokrasi dengan cara apa pun yang ada hingga kini.
“Demokrasi yang sedang kita jalankan tidak membuat Antek Rezim Mubarak puas, mereka ingin kerusakan berlanjut,” ujar Mursi.
Mursi menegaskan rakyatnya mereka kini hidup di bawah keadilan, tanpa pemimpin yang korup dan otoriter.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
“Masa transisi membuat kita banyak belajar. Pemilihan Presiden tanpa kecurangan. Pada 29 Juni 2012 saya keluar ke Tahrir dan saya berbaiat kepada rakyat, berbaiat untuk menyelesaikan cita-cita revolusi. Saat itu saya bersumpah di hadapan Allah dan Anda (rakyat) menyambut dengan ridha.”
“Begitu juga saat saya dilantik Mahkamah Konstitusi pada tgl 30 juni dan Anda keluar dengan ridha, kemarin saya berpidato dan mengakui ada beberapa kesalahan yang disebabkan Rezim Mubarak. Saya mengingankan Mesir memiliki keputusannya sendiri. Tanpa intervensi siapa pun.”
Mursi juga menyerukan persatuan warga Mesir untuk melawan kembali antek rezim yang masih ada. “Kita telah memiliki UUD yang luar biasa. Disetujui oleh 64% rakyat, antek menunggangi kemarahan pemuda dan rakyat Mesir yang merasakan kekurangan pemerintah. Mereka tidak akan kembali kepada demokrasi,” tambahnya.
Seruan Dialog Lagi
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mursi berulangkali menyerukan opoisisi yang kini masih berdemo di Tahrir Square untuk melakukan dialog, mencari solusi bersama atas krisis yang dibuat minoritas penentang Mursi di Mesir. Namun upaya ini berulang kali ditolak pihak opoisisi.
Mursi meyakinkan para penentangnya untuk tetap damai dalam menyampaikan aspirasi. “Kepada oposisi atau pendukung, waspadalah, jangan anarkis kepada militer ataupun polisi. kita ingin stabilitas, jika tidak, maka kita tidak masuk ke dalam masa tanpa akhir.”
Mursi kembali mengajak opoisisi untuk berdialog dengan beberapa pilihan. Pertama, merombak kembali kabinet pemerintah. Kedua, membentuk tim amandemen UUD. Ketiga, mengadakan kembali pemilu legislatif. Keempat, pencopotan Jaksa Agung. Kelima, menempatkan potensi pemuda ke arah yang benar. Keenam, pemilu legislatif diadakan setelah enam bulan dalam keadaan yang tenang, tidak boleh ada kerusuhan.
Opsi yang dianggap menguntungkan bersama ini tidak diterima oleh oposisi. Oleh karena itu, Mursi akan berpegang teguh pada UU dan akan tetap menjaga legitimasi kepresidenannya dan tidak akan turun.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
“Allah tidak akan membiarkan Mesir hancur, undang – undang yang membuat kita berjalan secara aman. Harganya mahal. Jangan sampai kita kembali ke terowongan gelap, mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa berdemokrasi. Damai, tanpa darah,” tegas Mursi.
Mursi juga menegaskan Mesir akan terus berjalan bersama rakyatnya, lembaga kenegaraan, dan lembaga kepresidenan berjalan ke arah depan.
“Saya menghormati oposisi. Dialog terbuka dalam ruang UU yang telah kita sepakati bersama, bangsa ini paling penting. Saya ingin anak-anak kita maju, masa depan kita maju, militer, polisi, dan produksi kita maju.” (T/P03/P02
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan