Jakarta, 2 Dzulqa’dah 1435/28 Agustus 2014 (MINA)- Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI kembali akan menggelar Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Kelima tahun 2014.
MQK Kelima yang rencananya digelar di Ponpes As`ad Olak Kemang Danau Teluk Jambi, Provinsi Jambi 1- 9 September itu menjadi ajang menggali potensi-potensi para santri dalam kebolehannya membaca kitab gundul (kitab kuning).
Kitab Kuning adalah istilah untuk kitab literatur dan referensi Islam dalam bahasa Arab klasik meliputi berbagai bidang studi Islam seperti Quran, Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Tauhid, ilmu lughah termasuk, Tarikh atau sejarah Islam, Akhlak, dan ilmu-ilmu apa pun yang ditulis dalam Bahasa Arab oleh para ulama dan intelektual muslim klasik.
Disebut Kitab Kuning karena dulunya kitab-kitab tersebut dicetak pada kertas berwarna kuning. Baik cetakan dalam negeri atau cetakan luar negeri (Beirut). Kitab kuning masih diperlukan sebagai pengantar masalah Islam kontemporer.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sekjen Kemenag juga Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam mengatakan, MQK menjadi salah satu instrumen Kementerian Agama untuk terus mengembangkan pemahaman Islam Rahmatan lil Alamin melalui kajian atas khazanah klasik yang termaktub dalam kitab kuning dan setiap hari diajarkan di Pondok Pesantren.
“MQK merupakan upaya kemenag untuk terus berupaya menmperkuat dan mengoptimalkan proses penyelenggaraan pendidikan yang mengajarkan kajian keislaman yang bertumpu pada khazanah klasik (kitab kuning) dan mengajarkan Islam damai, Islam ramah, dan Islam yang rahmatan lil alamin,” kata Nur Syam dalam konferensi pers di Gedung Kemenag Jakarta, Kamis.
Selain menjadi ajang kompetensi kemampuan membaca, memahami, dan mengungkapkan kandungan kitab kuning secara komprehensif, Nur Syam menjelaskan, MQK diharapkan dapat mendorong kecintaan para santri terhadap kitab kuning serta meningkatkan peran pesantren dalam mencetak kader ulama yang terus mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagaimana diketahui MQK I digelar di PP. Al Falah Bandung tahun 2004, penyelenggaraan MQK Kedua di PP. Lirboyo Kediri, Jawa Timur Tahun 2006. Pesantren Al-Falah Banjarbaru Kalimantan Selatan didaulat sebagai tuan rumah MQK Ketiga tahun 2008, sedangkan MQK Keempat digelar di PP. Nahdlatul Wathan Pancor Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2011.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
MQK juga sebagai salah satu wahana kompetisi bagi para santri dalam menunjukkan kemahirannya dalam membaca, memahami, dan menjelaskan kandungan kitab kuning (al-kutub al-turats) sebagai tradisi keilmuan pada pondok pesantren di Indonesia.
Berbagai kegiatan MQK V telah dirancang melalui forum koordinasi tersebut yaitu Musyawarah Besar MQK; Konvensi Nasional Pengembangan Pendidikan Pesantren (National convence on pesantren education development) dengan tiga kegiatan adalah Seminar/kajian-kajian ilmiah tentang pesantren; Halaqah Pimpinan Pesantren, Expose hasil yakni tentang pesantren, dan Bedah buku tentang pesantren. Pameran dan Bazar Khazanah Pengetahuan, Seni dan Budaya dan Produk Pondok Pesantren; serta Panggung Apresiasi Seni Pondok Pesantren.
Dalam rangkaian kegiatan MQK itu juga diselenggarakan Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren dengan mengambil tema “Pesantren dan Penguatan Pemahaman Keislaman Rahmatan Lil Alamin” yang akan dihadiri narasumber antara lain: KH. Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU), KH. Ma’aruf Amin (Ketua Komisi Fatwa MUI), Mark Woodward (Arizona State University), dan beberapa tokoh Islam dari Timur Tengah.(L/R05/R03)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)