Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, penutup para nabi yang memiliki tempat istimewa di hati umat Islam dan banyak manusia di dunia, namanya telah masyhur sebelum ia dilahirkan, tertulis dalam kitab-kitab suci terdahulu sebagai nabi yang di janjikan.
Hingga kini, di hampir 15 abad setelah kepergian sang pembawa risalah terakhir itu, namanya masih tersohor, tak pernah luput disebut pada tiap-tiap majelis. Sosoknya masih dan akan terus dikenang. Dari seluruh pemimpin di dunia, tidak ada yang bisa menandingi keberhasilan yang telah dicapai oleh Nabi Muhammad.
Ia figur manusia sempurna, suri tauladan yang Sahih ucapannya adalah titah, perbuatannya teladan dan sifatnya mengagumkan.
Umat Islam akan melakukan banyak hal untuk bisa menunjukkan kecintaannya kepada sosok revolusioner itu. Ia dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia, sehingga dunia memiliki ketertarikan khusus pada sejarah hidupnya. Perhatian ini sedemikian besarnya hingga sebuah museum telah dibangun untuk menunjukkan barang-barang peninggalannya.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Museum yang pertama kali didirikan di Madinah Al Munawwarah itu diberi nama Assalamu Alaika ya Rasulullah, atau disebut Museum Rasulullah. Museum ini kemudian dibuka juga di Qatar.
Nasir Al Zahrani, General Supervisior pembangunan museum Assalamu Alaika Ya Rasulullah mengatakan, museum itu merupakan museum modern dan terlengkap dengan sistem digital atau alat peraga yang canggih. Semua koleksi-koleksi penting berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW dapat disaksikan profilnya dalam museum tersebut.
Untuk mencari tahu di mana rumah Nabi Muhammad berada, cukup tekan sebuah tombol dan saksikan ia menyala.
Pameran display baru di Dubai itu menciptakan kembali miniatur kota Makkah persis seperti 1.435 tahun yang lalu.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Berukuran sekitar dua setengah meter persegi, miniatur itu membawa pengunjung kembali ke Makkah dengan gang-gang kecil yang berliku, rumah-rumah tradisional dari lumpur, batu dan kayu, sumur, pohon-pohon palem dan semak belukar, semuanya berkerumun di sebuah daerah pegunungan. Dan di tengah-tengah semua rumah ini adalah rumah kecil dekat Ka’bah suci, tempat Rasul pernah tinggal.
Di sebelah Makkah adalah model miniatur kota lain, Madinah, dan peta interaktif panjang dinding Hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah, menunjukkan rute para pengikutnya dan desa-desa yang telah mereka lewati pada perjalanan bersejarah.
Miniatur utama Makkah juga memperlihatkan rumah tokoh-tokoh Islam yang bersejarah penting lainnya dan tempat peristirahatan terakhir mereka, mulai dari istri Nabi hingga sahabat terdekatnya.
Tidak hanya memperhatikan bagian dari kisah yang menceritakan kehidupan Nabi dari kelahiran hingga kematiannya, namun termasuk juga semua yang diketahui tentang hidupnya, dari jenis sisir dan pot yang digunakannya, hingga pakaian yang dikenakan dalam pertempuran, makanan serta obat-obatan yang diminumnya.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Musueum yang di Dubai sendiri, sekarang terbuka gratis untuk umum dan menyediakan teks-teks dalam bahasa Arab serta Inggris, Museum Rasulullah atau lebih tepatnya “proyek”, seperti yang disebut oleh penyelenggara, menampung lebih dari 1.500 item, bersama dengan ratusan dokumen yang dapat diakses dengan sentuhan. tampilan layar dan audio. Disebut The Encyclopedia, basis datanya diciptakan oleh para ulama dan pakar agama dan telah dinyatakan sebagai ensiklopedia Islam terbesar dan paling inklusif dari semua yang disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah.
Film interaktif 3-D yang membawa pengunjung ke dalam rumah Nabi juga disediakan, menunjukkan bagaimana kehidupan beliau.
Zahrani berharap, masyarakat khususnya umat Islam akan mendapat informasi tentang Nabi Muhammad dan Islam yang penuh cinta kasih melalui museum tersebut.
Saat ini telah ada 25 negara yang menawarkan diri untuk membangun Museum Rasulullah. Merupakan satu kebanggaan dan hal yang harus disyukuri, dari 25 negara muslim itu, Indonesia kabarnya terpilih oleh pengurus Yayasan Museum Rasulullah Arab Saudi untuk membangun museum yang sama.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Menanggapi rencana tersebut, Ketua Harian Dewan Mesjid Indonesia, Syafruddin menyambut baik gagasan Nasir Al Zahrani dan timnya. Menurut Syafruddin, pesan-pesan dari museum ini sangat penting diketahui generasi penerus sehingga gambaran jejak tentang islam tidak terputus.
“Ini dikomandoi langsung oleh Muhammad bin Salman Putra Mahkota (Kerajaan Saudi), menunjuk Indonesia dan Dewan Masjid untuk membangun museum Rasulullah yang dinamakan Assalamualaika ya Rasulullah,” ujar Syafruddin usai Pelantikan Pengurus DMI Jabar di Gedung Sate, Bandung pada Maret lalu.
Syafruddin mengungkapkan, pembangunan museum saat ini sedang dalam persiapan. Rencananya, akan dibangun tahun ini.
Untuk Lokasi pembangunan sendiri, kemungkinan besar di Jakarta dan jika itu sudah berjalan dengan baik dan sukses, lokasi kedua akan dibangun di Jawa Barat.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Museum ini sendiri direncanakan memiliki luas paling kecil 6.000 meter dan paling besar 12.000 meter persegi. Luas Museum tidak dapat melewati luas museum di Mekah, karena luas yang dibangun di Mekah adalah 12.000 meter persegi.
Syafruddin mengatakan, dana pembangunan ini rencananya sebagian berasal dari pemerintah Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan dikerjasamakan dengan pihak lain.
Kita sebagai masyarakat Indonesia, yang merupakan negara Muslim terbesar tentu merasa bangga jika museum Rasulullah dapat dibangun di negara kita, untuk itu kita berharap semoga pembangunan museum dapat berjalan dengan lancar. (A/Ast/RI-1)
Dari berbagai sumber
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)