Melbourne, 4 Sya’ban 1437/ 11 Mei 2016 (MINA) – Sudah lebih dari dua tahun Museum Islam Australia (IMA) dibuka untuk umum pada 3 Maret 2014, museum ini terletak di Thornbury, Melbourne. Misi dari museum ini untuk menciptakan kesadaran budaya dan pemahaman melalui inovatif lingkungan, program, dan alat-alat yang membantu orang memelihara rasa ingin tahu mereka tentang Islam dan membangun jembatan pemahaman antarbudaya.
“Keragaman itu berarti pendidikan belajar dan melihat orang berjalan dengan satu persepsi dan berjalan keluar dengan yang baru secara keseluruhan,” kata Ms Fahour kepada ABC News yang dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (11/5).
Museum ini merupakan gagasan dari dua Muslim Australia yaitu pendiri IMA dan direktur Moustofa Fahour dan istrinya Maysaa Fahour, ketua museum dan sutradara.
Menurut harian Inggris The National, pasangan itu awalnya dpindahkan dengan keluarga mereka ke Dubai, Uni Emirat Arab, pada tahun 2012. Namun mimpi mereka membangun Musem Islam di Australia, tidak pernah menyerah. Di Emirat, Moustafa bekerja sama dengan desainer North55 Dubai untuk menciptakan merek museum. Moustafa, yang memiliki pekerjaan penuh waktu di perusahaan konstruksi Leighton Holdings, bekerja sama dengan istrinya untuk mengawasi proyeknya dari jarak jauh.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Dalam mengantisipasi peluncuran museum ke publik, ternyata respon positif dari masyarakat setempat diterima direktur pendidikan IMA, Sherene Hassan. Kepada tabloid Herald Sun Melbourne, ia mengatakan, “Lebih dari 30 sekolah dari seluruh Victoria, serta Tasmania dan Australia Selatan, telah menghubungi museum untuk mengatur jadwal mereka berkunjung”.
Wisata ke museum itu dinilai akan memberikan pengalaman interaktif bagi siswa di lima galeri: agama Islam, sejarah Islam Australia, kontribusi Islam untuk peradaban, arsitektur Islam dan seni serta serangkaian mengunjungi pameran, ujarnya.
Website Age menulis bahwa museum akan “menjelaskan ajaran agama Islam, dan arti dari istilah yang disalahartikan seperti jihad dan syariah. Hal ini juga menampilkan rincian kisah Nabi Muhammad dan tokoh Muslim seperti, penemuan dalam matematika, ilmu pengetahuan, sastra dan catur.
Pameran lain menempatkan gambar cerita Muslim Australia, termasuk Indonesia yang diperdagangkan dengan Aborigin di tahun 1700-an.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pengunjung juga dapat melihat acara-acara seperti peluncuran buku, fungsi perusahaan, pelatihan lintas-budaya, kaligrafi dan seni dan kerajinan kelas, yang merupakan bagian dari inisiatif untuk mempromosikan pariwisata dan kepentingan umum. (T/anj/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai