Ramallah, 25 Muharram 1438/26 Oktober 2016 (MINA) – Direktur Yasser Arafat Foundation, Nasser Alkidwa, mengumumkan pada Selasa (25/10), museum mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat secara resmi akan dibuka untuk umum pada 10 November nanti, yang dibangun di dekat makam Arafat di Ramallah.
Pembukaan diadakan bertepatan dengan peringatan ke-12 tahun kematian Arafat, demikian laporan Kantor Berita Palestina WAFA yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Alkidwa menjelaskan, pembangunan keseluruhan museum mengambil waktu selama enam tahun; empat tahun untuk pembangunan gedung dan dua tahun untuk menyelesaikan karya interior. Ia mencontohkan kurangnya keahlian dan dana dari Palestina sebagai alasan utama pembangunan yang memakan waktu cukup lama.
Dia memperkirakan total biaya konstruksi museum itu sebanyak 7 juta Dolar AS atau sekitar 91,4 miliar rupiah yang ditanggung Pemerintah Palestina dalam beberapa tahun anggaran.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Arsitektur museum dirancang oleh seorang arsitek Palestina terkemuka mendiang Ja’far Touqan. Museum itu mempunyai total luas permukaan 2.600 meter persegi dan dindingnya ditutupi oleh batu asli Palestina sama seperti pada makam, masjid, menara dan halaman luarnya.
Museum ini berisi pusat informasi elektronik, perpustakaan khusus kecil, ruang untuk pameran dan sebuah auditorium.
Museum yang didedikasikan untuk pelestarian memori nasional kontemporer Palestina, terhubung ke kantor dan pusat komando utama Arafat serta menghadap pemakaman sementara di Muqata’a .
Museum ini diawasi oleh Komite Museum, yang dipimpin Nabeel Kassis, dan dioperasikan oleh tim profesional yang dipimpin Direktur Museum Ahmad Soboh. Museum ini dirancang oleh pakar dari Mesir Hussein Shaboury.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Menyoroti visi museum dalam sambutannya, Kassis mengatakan museum ini bertujuan untuk menyajikan kepada masyarakat dunia dan rakyat Palestina serta mendokumentasikan narasi kontemporer gerakan nasional Rakyat Palestina melalui kehidupan dan karya Arafat, termasuk dalam pendidikan dan budaya.
Dia menambahkan, area museum terdiri dari empat lantai. Sebuah jembatan menghubungkan gedung baru dengan kantor Arafat, yang bertahan selama 34 bulan pengepungan militer Israel saat itu. Karakter bawaan dari daerah terkepung telah diawetkan untuk menyediakan pengunjung dengan segera, visualisasi otentik dari kondisi pada saat pengepungan.
Mengomentari pameran, Kassis mengatakan Yasser Arafat Foundation (YAF) telah mengumpulkan, mengarsipkan dan mengawetkan barang milik pribadi, dokumen, foto, video dan audio lain yang berkaitan dengan mendiang Presiden Arafat.
Dia menyoroti kompleksitas proses pengumpulan dari waktu ke waktu, terutama perusakan beberapa arsip pribadi Arafat di Gaza setelah Hamas mengambil alih Gaza pada 2007.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Dia mencatat bahwa YAF berhasil mengambil beberapa barang dan arsip Arafat, termasuk medali Nobel Perdamaian dari Gaza melalui kerjasama dengan Hamas.
Dia berjanji bahwa yayasan akan terus mengerahkan upaya untuk memulihkan dan mengarsipkan semua harta dan arsip Arafat. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan