Musisi Palestina dan internasional Serukan Boikot Festival Oud Israel di Yerusalem

Ilustrasi: Festival Oud Internasional di Yerusalem. (Foto: KVON, PR)

Yerusalem, MINA – Kelompok dan internasional menyerukan boikot total terhadap ‘’ tahunan Israel di Yerusalem yang diduduki.

Oud adalah alat musik gesek klasik dari budaya musik dunia dan Arab, diambil alih oleh negara Zionis yang sejarahnya didasarkan pada penghapusan dan pencurian mata pencaharian penduduk asli.

Mereka pun menyerukan penentangan normalisasi dengan rezim yang bertujuan menjajah ibu kota Palestina secara keseluruhan.WAFA melaporkan, Rabu (17/11).

Ketika ‘Kota Yerusalem’ Israel meluncurkan kembali proyek-proyek musiknya dengan pelonggaran pembatasan virus corona terbatas, orang-orang Palestina di Yerusalem berjuang mati-matian melawan percepatan perampasan tanah Sheikh Jarrah dan petak-petak tanah di timur kota mereka.

Seniman pertunjukan Palestina diserang atau dipenjara, sementara komunitas yang lebih luas dari pengungsi menghadapi teror penghancuran pusat budaya mereka dan keterbelakangan sistematis alat produksi mereka.

‘Festival oud’ menandakan pencucian budaya dari kejahatan penjajahan Israel.

“Karena itu kami menentang semua partisipasi Palestina dan internasional …. Ini mencerminkan oposisi akar rumput dari penolakan seniman Palestina, berbeda dari tampilan elit pengkhianatan yang terlihat Dubai Expo dan platform lain kolaborasi Zionis dan kapitalis Arab. Kita harus membangun potensi revolusioner dari komitmen anti-normalisasi musisi Palestina dan memaparkan kepada dunia akar politik Zionis dari fenomena budaya ini,” tambah pernyataan itu.

Acara di festival tersebut diselenggarakan oleh Rumah Konfederasi Zionis Haim Gouri, yang didirikan berdasarkan penaklukan kolonial Yerusalem dan dinamai menurut mantan anggota Palmach, yang melakukan pembantaian tahun 1948, termasuk di Sa’sa’ dan al-Dawamiya.

Sejak didirikan, festival ini telah disponsori oleh walikota Zionis, yang memainkan peran khusus dalam meningkatkan kehadirannya. Walikota sayap kanan saat ini, Moshe Lion

Ia mengklaim pada tahun 2019 bahwa festival tersebut adalah cara untuk ‘membangun dialog’, sekaligus mendukung pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem oleh pemerintahan Donald Trump.

Pada Mei 2021, Lion menggambarkan kolonisasi Zionis atas Sheikh Jarrah sebagai ‘perselisihan properti’ dan menyalahkan orang-orang Palestina karena ‘memicu kekerasan.’

“Saat kami menulis pernyataan ini, pengadilan Israel berusaha memaksa keluarga Sheikh Jarrah untuk menerima ‘kepemilikan sementara’ rumah mereka oleh sebuah organisasi pemukim zionis,” kata pernyataan itu. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.