Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Amerika Dakwa Trump, Serukan Tindakan Bersama Lawan Kefanatikan

Syauqi S - Ahad, 17 Maret 2019 - 06:46 WIB

Ahad, 17 Maret 2019 - 06:46 WIB

0 Views ㅤ

www.npr.org

Washington, MINA – Penembakan massal terhadap jamaah Muslim di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru ,  telah meningkatkan kekhawatiran dan ketakutan yang menjalar di tengah komunitas Muslimdi Amerika Serikat.

Komunitas Islam di sana memperbaharui seruan kepada para pemimpin politik, keamanan, pejabat lokal, perusahaan teknologi, untuk bertindak terhadap meningkatnya kefanatikan, rasisme, dan kebencian di Negeri Paman Sam.

Muslim AS mendesak para pemimpin politik, pejabat lokal, dan perusahaan teknologi untuk menghadapi penyebaran kebencian dan rasisme yang mengkhawatirkan yang dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan sejumlah umat Muslim dibantai di lembaga-lembaga keagamaan.

Pada konferensi pers di Washington, D.C., Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad, menuntut Presiden Trump mengutuk serangan itu, dengan mengatakan kata-kata dan kebijakannya “berdampak pada kehidupan orang-orang tak berdosa di dalam negeri dan di seluruh dunia.” Demikian npr.org melaporkan yang dikutip MINA, Ahad (17/3).

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

“Anda harus mengutuk serangan ini tidak hanya sebagai kejahatan rasial, tetapi sebagai serangan teroris supremasi kulit putih,” kata Awad.

“Anda perlu meyakinkan kita semua – Muslim, kulit hitam, Yahudi, imigran – bahwa kita dilindungi dan Anda tidak akan menolerir kekerasan fisik terhadap kami karena kami adalah imigran atau kami adalah minoritas. Anda perlu mengutuk ini dengan jelas hari ini dan Anda melakukannya jangan samar-samar. Anda harus bersikap jelas mungkin tentang ini.”

Awad menyinggung kecenderungan Presiden Trump atas retorika hipernasionalis dan xenofobia saat kampanye pemilihan dan sebagai presiden.

“Selama masa kepresidenan Anda dan selama kampanye pemilihan Anda, Islamofobia meningkat tajam dan serangan terhadap Muslim yang tidak bersalah, imigran, dan masjid yang tidak bersalah telah meroket,” kata Awad.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

“Kami menganggap Anda bertanggung jawab atas meningkatnya sentimen anti-Muslim di negara ini dan di Eropa, tetapi kami juga tidak memaafkan para penyerang teroris itu terhadap kaum minoritas di dalam dan luar negeri.”

Demikian pula, Advokat Muslim, sebuah kelompok hak-hak sipil nasional, mendesak Trump untuk mengingkari para penyerang dan gerakan nasionalis kulit putih secara umum, yang mereka katakan bahwa Presiden Trump dijadikan sebagai inspirasi dan simbol dari gerakan identitas kulit putih.

“Menyusul pembantaian massal anti-Muslim yang memilukan ini, jelas makin banyak yang harus dilakukan untuk melindungi umat Islam dan semua komunitas rentan dari bahaya yang sangat nyata yang ditimbulkan oleh kebencian dan kaum nasionalis kulit putih. … Sudah waktunya bagi Presiden Trump, pejabat terpilih, penegak hukum dan perusahaan teknologi bertindak,” tegas Farhana Khera, direktur eksekutif Advokat Muslim.

Dengan kejahatan rasial yang dimotivasi oleh fanatisme anti-Muslim yang naik ke level rekor dalam beberapa tahun terakhir di AS, Khera mengatakan FBI harus “memprioritaskan pencegahan, deteksi, investigasi, dan penuntutan terhadap kekerasan nasionalis kulit putih sayap kanan – ancaman paling signifikan bagi keamanan publik di negara kita hari ini.”

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Selain itu, platform media sosial dan perusahaan teknologi seperti Facebook, Twitter dan Google, yang digunakan kelompok penebar kebencian untuk menyebarluaskan pesan buruk prasangka dan kekerasan, dan membangun keanggotaan mereka, perlu berbuat lebih banyak untuk mendeteksi dan mematikan konten yang tidak pantas secara daring, kata Khera.

Facebook bergerak cepat dengan menghapus video mengerikan yang mempertontonkan pembantaian jamaah Muslim di masjid secara real time, serta akun Facebook dan Instagram milik pelaku. Tetapi pada saat itu terjadi, tidak banyak yang bisa dilakukan perusahaan itu untuk menghentikan pengguna internet dari mengunggah kembali video ke YouTube, Twitter, Reddit, dan platform online lainnya. (T/R11/P1))

Mi’raj News Agency (MINA)

https://www.npr.org/2019/03/15/703904631/after-new-zealand-attacks-muslim-americans-call-for-action-against-rising-bigotr

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Amerika
Internasional
Dunia Islam
Amerika
Amerika