Beijing, 4 Ramadhan 1438/ 30 Mei 2017 (MINA) – Umat Muslim di Cina menyambut puasa di bulan suci Ramadhan dengan penuh semangat.
“Di Cina ada sekitar 20 juta Muslim, termasuk beberapa warga asing, sesuai kebijakan pemerintah pusat, kaum Muslim boleh menaati kebebasan penuh dalam berpuasa seperti Muslim lain di Dunia,” kata Imam Masjid Pusat Beijing, demikian IINA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut media Cina, Ramadan yang banyak dirayakan oleh banyak etnis minoritas China, termasuk Hui, Uygur, Kazakh, Uzbek, Tajik, dan Kyrgyz.
Muslim di Kawasan Otonomi Xinjiang Uygur, Cina yang merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di negara itu, mulai merayakan bulan suci dengan antusiasme tradisional.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Menurut laporan media, Ha Shaolin, kepala Asosiasi Islam Provinsi Hainan Cina Selatan, pada Sabtu (27/5) mulai menggelar makan bersama keluarga menjelang fajar (sahur).
“Ramadan bukan hanya tentang puasa. Yang lebih penting, umat Islam harus ingat untuk mencintai orang lain dan bersyukur selama bulan suci,” tambahnya.
Ada ribuan masjid di Cina, kebanyakan di wilayah Xinjiang yang membuat pengaturan khusus untuk ‘Shalat dan Tarawih’ selama bulan tersebut.
“Kami menikmati persaingan untuk kebebasan dalam menaati tata cara keagamaan di bulan tersebut. Pemerintah Cina memfasilitasi kita untuk melakukannya,” kata Abu Hanif, Imam masjid Pusat di Urumqi saat berbicara dengan koresponden Javed Akhtar di telepon.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Sementara itu, seorang wanita Uighur bernama Khadijah mengatakan bahwa pemerintah pusat telah memberi kita cukup perlindungan dan rasa hormat dan tidak benar bahwa Ramadhan di Xinjiang memiliki batasan, keluarganya selalu melihat lingkungan yang mudah dan nyaman di sini.
Tahun lalu, Kantor Informasi Dewan Negara menerbitkan sebuah makalah putih berjudul “reedom of Religious Belief in Xinjiang” yang telah benar-benar menolak dengan klaiman palsu dan tidak terauthentikasi dari Barat tentang pembatasan komunitas Muslim mengenai puasa dan ritual Islam lainnya.
Presiden Cina Xi Jinping memiliki pendekatan dan visi yang sangat jelas mengenai kebebasan beragama di negara tersebut karena dia telah meminta pihak berwenang untuk sepenuhnya menerapkan kebijakan kebebasan beragama, mengatur urusan keagamaan sesuai dengan undang-undang, mempertahankan prinsip kebebasan beragama dan kemandirian,a dministrasi, dan membantu agama lain beradaptasi dengan masyarakat sosialis.
Kegiatan keagamaan di Cina berkembang seiring dengan berjalannya waktu, secara keseluruhan ada sekitar 35.000 masjid dan lebih dari 50.000 fakultas pengajar di berbagai belahan negara.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Dengan demikian, jumlah clergies Islam telah meningkat menjadi 28.000,” kata Pengamat Pakistan.
Mayoritas umat Islam tinggal di daerah Otonomi Xinjiang Uygur dimana ada sekitar 24.100 masjid dan 30.000 fakultas pengajaran, yang bekerja dengan bebas untuk mempromosikan pengajaran Al-Quran dan Sunnah tanpa batasan apapun.
Orang-orang Muslim Cina juga difasilitasi oleh pemerintah untuk mengunjungi Makkah untuk melakukan ibadah haji.(T/R10/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai