Jakarta, 21 Sya’ban 1438/20 Mei 2017 (MINA) – Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikenal sebagai pemimpin yang ‘membuka tangan’ terhadap Muslim di negaranya, berbeda dengan para elit sebelumnya. Karenanya, Muslim Filipina menggantungkan harapan perdamaian kepada presiden yang pernah mengancam akan keluar dari PBB itu.
Syeikh Watu Datu Ibrahim, ulama yang giat mendakwahkan Islam di negara mayoritas Katolik tersebut mengungkapkan, Duterte datang dari Mindanao, daerah mayoritas Muslim di Filipina selatan. Sehingga hal itu menjadi salah satu alasan Muslim lebih menyukai dirinya. Namun, kepemimpinannya yang masih belia belum menunjukkan secara jelas apa kebijakannya terhadap Muslim minoritas.
“Presiden baru kita adalah orang Mindanao dan punya darah Muslim, jadi kita melihat dia berbeda dengan presiden sebelumnya,” katanya kepada MINA saat berkunjung ke Indonesia untuk mengisi sebuah tablig akbar di bilangan Cileungsi, Bogor, provinsi Jawa Barat, Sabtu (20/5).
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Secara umum di Mindanao, lanjutnya, Muslim mampu hidup secara damai dengan warga non Muslim, meskipun di bagian daerah lain, Muslim masih mendapatkan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Watu mencatat, ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi kepemimpinan Duterte yang disebut mendukung demokratis dan kesetaraan semua warga negara.
Dia menambahkan, Duterte saat ini sedang gencar melawan narkoba secara masif seperti Indonesia. Melihat tingginya angka obat-obat terlarang masuk ke negaranya, Duterte memberi hukuman tegas kepada para pelaku.
Secara umum, Watu menegaskan, dakwah Islam di Filipina bisa dilakukan tanpa ada banyak masalah. Banyak warga yang masuk Islam secara rutin, bahkan dari para pastur.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Hal ini menurutnya, karena Filipina sebelum dijajah Spanyol, adalah merupakan negara Muslim. (L/RE1/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon