Hong Kong, MINA – Komunitas Muslim di Hong Kong merencanakan membangun masjid sebagai pusat kegiatan sosial di kota Sheung Shui, kawasan New Territories, tempat populasi Muslim lokal berkembang dan tidak ada masjid.
Sejauh ini panitia telah mengumpulkan dana sekitar HK $ 300.000 (sekitar Rp525,6 juta) untuk membangun proyek masjid yang telah dikumpulkan selama lebih dari satu dekade.
Donasi saat ini masuk hampir setiap hari, menurut United Muslim Association of Hong Kong, bendahara kehormatan Nadia Castro melaporkan.
“Kami perlahan tapi pasti, mengumpulkan jumlah yang kami butuhkan,” katanya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Asosiasi itu berusaha mengumpulkan HK $ 10 juta (sekitar Rp2,2 miliar) dalam tahun ini, angka yang diperlukan untuk memulai pembangunan konstruksi.
“Dengan masuknya migran dan lebih banyak Muslim di Hong Kong, sangat penting untuk memiliki tempat berkumpul, tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk kegiatan sosial,” kata Castro.
“Kami adalah organisasi yang berorientasi pada layanan. Kami memiliki sekolah, panti asuhan, dan layanan komunitas Muslim. Inilah sebabnya mengapa proyek ini penting. Ini bukan hanya sebuah masjid tetapi juga pusat sosial,” ujarnya.
Ada sekitar 250.000 hingga 300.000 Muslim di kota itu. Banyak berasal dari negara-negara seperti Pakistan, India dan Malaysia, dengan pekerja rumah tangga dari Indonesia yang mewakili sebagian besar. Muslim etnis Cina diyakini mencapai sekitar 40.000 orang.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Hong Kong saat ini memiliki lima masjid permanen dan satu masjid sementara, bersama dengan puluhan madrasah yang tersebar di seluruh kota.
Kurangnya ruang yang tepat telah menyebabkan banyak umat Islam shalat berjamaah di masjid-masjid darurat.
Ide proyek Sheung Shui muncul pada 1990-an. Asosiasi pada tahun 2006 membeli sebidang tanah dari pemerintah seharga HK $ 9,8 juta (Rp2,172 miliar), dan diharapkan untuk menyelesaikan proyek tersebut pada tahun 2011.
Namun, masjid belum dibangun karena kurangnya dana. Sementara itu, pejabat setempat telah mengenakan denda pada asosiasi karena tidak membangun proyek dalam waktu yang disepakati.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Arab Saudi pada tahun 2009 berjanji untuk membiayai pembangunannya. Namun sekitar dua tahun lalu, Saudi mengklaim tidak dapat mendukung proyek tersebut setelah jatuhnya harga minyak global.
“Kami menerima surat pada tahun 2016 yang mengatakan mereka mengalami kesulitan ekonomi,” ujar Castro.
“Kami mencoba bernegosiasi dengan mereka, tetapi kami belum mendengar kabar dari mereka sejak saat itu,” lanjutnya.
Panitia meluncurkan kembali kampanye baru awal tahun ini untuk mengumpulkan dana untuk membangun konstruksi masjid. Panitia juga akan mendesain ulang proyek seluas 2.046 m² tersebut, untuk mencoba mengurangi biaya dan menyesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Biaya akhir proyek, termasuk masjid dan rumah yang berdekatan untuk panti orang tua dengan 200 tempat tidur, diperkirakan sebesar HK $ 360 juta (Rp80,2 miliar). Namun angka itu kini sedang dievaluasi kembali.
Panitia berencana menyelenggarakan jamuan makan malam penggalangan dana pada 11 Mei mendatang di Masjid Wan Chai. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS