Tokyo, 19 Ramadhan 1435/ 17 Juli 2014 (MINA)- Berpuasa di Jepang pada saat Ramadhan tahun ini yang jatuh di musim panas jauh lebih lama dibandingkan di Indonesia, hampir 18 jam.
“Kami berpuasa hampir 18 jam kalau di Indonesia sendiri hampir 14 jam, waktu imsak dan berbuka setiap hari berbeda, tapi semakin hari imsak semakin lama dan waktu berbuka semakin cepat, “ kata salah satu mahasiswa asal Indonesia kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (17/7).
Jepang memiliki banyak musim. Disaat musim dingin waktu puasa lebih singkat, akan tetapi tingkat perasaan lapar lebih tinggi karena diiringi dengan suhu yang sangat dingin.
“Meskipun dengan suhu yang dingin, sebagai umat muslim kami disini InsyaAllah selalu tetap menjalankan kewajiban kami sebagai umat muslim yang berada di negara yang sangat berbeda di banding Indonesia, “ tambahnya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Muslim Jepang yang berbuka puasa di Mesjid disediakan bubur dan buah-buahan oleh panitia Ramadhan mesjid, setiap tahun imam diganti, untuk tahun sekarang Imam mesjid berasal dari Afganistan, sekali tiga bulan imam diganti dua kali, dan ada yang berasal dari Indonesia juga.
Masyarakat Jepang pun mengenal puasa, yang disebut dengan Danjiki, yang sangat berbeda dengan puasa dalam agama Islam. Puasa yang dilakukan adalah puasa kultur Jepang dimana juga mengajarkan menahan makan dan minum.
“Orang Jepang terbilang toleran bagi orang yang menjalankan puasa dan berpuasa di Jepang mengajarkan satu hal, rasa saling menghargai antar umat. Ini kunci untuk menjadikan Islam lebih dipahami dan dihargai. (L/Putri/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina