Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Life Fair Bandung 2022 Jawab Peluang Kebutuhan Pasar Produk Halal Berkelanjutan

Rana Setiawan - Senin, 12 Desember 2022 - 05:11 WIB

Senin, 12 Desember 2022 - 05:11 WIB

9 Views

Ekonomi syariah saat ini tengah menjadi daya tarik baru dalam perekonomian global. The State of Global Islamic Economy sendiri pada tahun 2020 mengestimasikan bahwa 1,9 miliar penduduk Muslim di dunia melakukan pengeluaran sebesar US$ 2,02 triliun pada enam sektor riil ekonomi syariah yang terdiri dari sektor makanan halal, pariwisata halal, media dan hiburan, fesyen, farmasi, kosmetik, dan keuangan.

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah (KNEKS), Dr. Sutan Emir Hidayat, Sp.P, MBA, saat membuka acara Muslim Life Fair 2022 di Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/12/2022) menjelaskan, dari pengeluaran US$ 2,02 triliun itu lebih dari 10%-nya adalah orang Indonesia. Maka, kita jangan hanya jadi konsumen saja, masih terbuka peluang pasar ekspor sebesar 61% atau US$ 139 juta.

Peluang tersebut jika dimanfaatkan dengan optimal oleh para pelaku usaha akan sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia menjadi Global Halal Hub pada 2024. Ditambah lagi pada saat ini pelaku usaha dimudahkan untuk masuk Kawasan Strategis Ekonomi seperti di KPBPB dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), membuat akses menjangkau pasar global semakin mudah.

Ia mengatakan sangat mengapresiasi semangat pelaku UMKM yang penuh optimisme saling berjejaring, berkolaborasi dalam memperluas akses pasar melalui Muslim Life Fair.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Hal ini, katanya,  mengindikasikan adanya kesadaran yang mulai tertanam di benak pelaku usaha UMKM halal, bahwasanya Indonesia sudah saatnya harus bangkit menjadi pemain utama, tak hanya melulu sebagai konsumen, melainkan beralih menjadi  produsen produk halal yang siap bersaing di market global.

KNEKS pun memberikan penghargaan tinggi atas  komitmen penyelenggara Muslim Life Fair yang konsisten menggelar event Muslim Life Fair sejak 2019.

Meski ekonomi dan keuangan syariah potensinya besar, Indonesia masih memiliki tantangan untuk mewujudkannya karena masih perlu edukasi literasi pelaku usaha halal terus menerus. Terbukti masih banyak produk halal yang belum tercatat sebagai produk ekspor halal. Muslim Life Fair 2022 di Bandung menjadi salah satu jembatan dan media edukasi bagi mereka.

Istri Wakil Gubernur Jawa Barat, Lina Marlina Ruzhan yang juga wakil ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan pembina UMKM Jawa Barat mengamini apa yang diungkapkan Sutan Emir.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Bandung dari dulu dikenal sebagai Paris Van Java, Paris-nya Jawa. Bisa dikatakan Bandung adalah kiblatnya fashion. Jika pelaku usaha berupaya mendapatkan sertifikasi halal, maka hal itu akan menjadi nilai tambah,” kata Lina dalam sambutannya.

Jawa Barat hingga saat ini terus berupaya membina para pelaku usaha agar memenuhi syarat dan mendapatkan sertifikat halal dengan mengadakan edukasi dan penyuluhan ke daerah-daerah, melibatkan banyak pihak.

Salah satu pelaku usaha yang telah mendapatkan sertifikat halal adalah Arafa Tea, salah satu peserta pameran di Muslim Life Fair Bandung. Bisnis kreatif olahan daun teh premium yang dijalankan dengan melibatkan Ilahiah.

“Contohnya kalau para pemetik daun teh sedang memetik, mereka bersalawat. Jadi tidak ngerumpi lagi. Audio di pabrik yang dinyalakan murotal, jadi tidak mendengarkan musik yang tidak jelas,” kata Ifah Syarifah, pemilik Arafa Tea. Dengan upaya-upaya seperti itu Ifah berharap usahanya berkah.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Arafa Tea selain memproduksi daun teh organik seperti Arafa Green Tea, Arafa White Tea, Arafah Black Tea dan Matcha Tea juga melakukan inovasi supaya produknya diterima pasar.

Arafa Tea kemudian memproduksi teh rempah dengan berbagai macam rasa (orange tea, cinnamon tea, pandan tea, dan herbs tea), cokelat teh hijau, opak teh hijau, pelembab tubuh teh hijau, sabun teh hijau, masker wajah teh hijau, dan produk lainnya yang unik dan inovatif.

Produk inovatif lain yang tak kalah eksotik, yakni Greentea Rice Cracker. Camilan cracker greentea yang renyah, gurih, manis dan sepet yang rasanya pas di lidah. Greentea Rice Cracker ini berbahan baku alami beras ketan dan kelapa yang dijemur dan disanggrai.

“Greentea Rice Cracker ini sebuah cemilan yang pas untuk diet dengan ditemani secangkir teh hijau,” kata Ifah.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Arafa Tea selama ini menjual tehnya di tempat-tempat wisata. Seiring dengan ditutupnya tempat wisata karena pandemi, penjualan produk lebih banyak dilakukan ke distributor dan reseller. Arafa Tea juga menerima pembelian per 10 kg untuk reseller yang mau membuat brand sendiri.

Tak hanya melayani market dalam negeri, Arafa Tea juga sudah mengekspor produknya dalam bentuk kemasan bal. Terutama teh hijau dan teh hitam. Teh hijau banyak diekspor ke Qatar, Pakistan, dan Maroko. Teh macha yang kasar diekspor ke Korea untuk bantal terapi.

Arafa Tea saat ini menjadi mitra binaan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan yang memfasilitasi pameran hingga luar negeri, serta mengikuti beberapa lomba bisnis di Badan Ekonomi Kreatif..

Ifah baru kali ini ikut Muslim Life Fair di Bandung karena memang baru pertama kali diadakan. Sebelumnya Ifah sudah sering ikut pameran. Setiap ikut pameran, tujuan utamanya tidak semata-mata bertransaksi bisnis, melainkan lebih kepada silaturahim.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Selain Arafa Tea ada beberapa produk asli Jawa Barat yang ikut di Muslim Life Fair seperti pengusaha camilan dari sorgum yang mengisi stand Dinas Koperasi UKM Jabar, produk kecantikan dengan brand darikopi, yang memiliki positioning bisnis yang unik, yaitu mengolah limbahan kopi menjadi berbagai produk inovatif, diantaranya menjadi produk fashion berbahan kulit limbah kopi dan kosmetik halal.

Awalnya ide ini lahir dari penggagasnya yaitu Raihan dan Andi yang prihatin terhadap limbah kopi yang berlimpah. “Bayangkan, dari 100 kilo biji kopi yang diminum cuma 10%. Kalau standard ekspor malah lebih kecil lagi, cuma 2% dan sisanya jadi limbah,” ungkap Raihan.

Mengisi stand KPMI Bandung di Muslim Life Fair, darikopi baru menampilkan produk formulasi olahan limbah kopi berupa sabun. Produk-produk kosmetik lainnya seperti skincare, lotion masih dalam tahap pengembangan. Raihan yakin produk darikopi ini bisa diterima pasar dengan baik, karena potensinya memang besar.

Sebagai wadah pelaku bisnis produk halal, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) terus melakukan inkubasi pengembangan produk dan kualitas serta bisnis sesuai dengan kaidah fiqih Muamallah.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Melalui salah program KPMI Entrepreneur School (KES), Ketua KPMI Pusat Rachmat Sutarnas Marpaung berharap pelaku bisnis bisa lebih memahami hal-hal fundamental dalam berbisnis dan memantabkan tujuan dari bisnis itu sendiri yaitu keberkahan dunia dan akhirat.

Mengusung tema #NgariungBareng, pengunjung disuguhi beragam produk muslim dengan harga spesial, mulai dari produk modest fashion, kosmetik halal, islamic education, hobbies and communities, islamic book & publisher, halal travel, produk anak, properti syariah, wedding Islami, multi produk, hingga kuliner halal aman & sehat (KHAS). (AK/R1/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
MINA Millenia
Dunia Islam
Halal