Kentucky, MINA – Seorang pria Muslim paruh baya di Amerika Serikat (AS) menjadi pembicaraan besar di media karena telah melakukan sesuatu yang berat dilakukan orang lain, memaafkan pembunuh putranya.
Pria berwajah Asia itu adalah Abdul Munim Sombat Jitmoud yang kehilangan anaknya, si pengantar pizza, karena dibunuh seorang warga kulit hitam saat tengah melakukan pekerjaannya di Kentucky, AS.
Dalam sesi sidang di pengadilan, Abdul Munim mengungkapkan bahwa Islam mengajarkan dirinya untuk menjadi pemaaf.
“Islam mengajarkan bahwa Allah tidak akan mengampuni orang sebelum orang yang disalahinya memberikan maaf kepada orang itu,” katanya di hadapan para hakim dan saksi yang hadir, baru-baru ini.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Dengan mata sendu, Abdul Munim juga mengatakan kepada tersangka, Trey Alexander Relford, untuk memanfaatkan sisa hidup dengan baik setelah diberikan kesempatan kedua oleh Tuhan saat itu. Pidato Abdul disambut isak dan tangis hakim perempuan dan beberapa saksi yang hadir di pengadilan.
Pada April 2015, sang korban, Salahuddin Jitmoud, sedang mengirimkan pesanan pizza di area kompleks Lexington, Kentucky, sebelum dia ditikam sampai mati dan dirampok di sebuah kompleks apartemen di lokasi itu. Mayatnya ditemukan tidak lama setelah kejadian.
Tiga orang ditangkap dalam kejahatan tersebut, namun seorang hakim hanya mendakwa Trey karena dia adalah otak yang mendalangi perampokan dan pembunuhan itu.
Trey dijatuhi hukuman 31 tahun penjara setelah mengaku bersalah atas keterlibatannya dalam pembunuhan, keterlibatan perampokan, dan bukti percobaan pembunuhan yang menyebabkan tewasnya si pengantar pizza.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Dalam pidato yang disiarkan CNN, Trey juga mengucapkan beberapa kata sebelum dia berhenti karena tangisan dari matanya.
“Tidak banyak yang bisa saya katakan, saya menyesal tentang apa yang terjadi hari itu, saya tidak dapat melakukan apapun untuk mengembalikannya kepada Anda.”(T/RE1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)