Muslim Nigeria Rayakan Idul Adha di Tengah Krisis Ekonomi

Umat Islam Nigaria melaksanakan Shalat Idul Adha [Foto: IG]

Abuja, MINA – Umat Muslim di Nigeria merayakan Idul Adha 1445/2024 di tengah krisis ekonomi yang melanda negeri tersebut, juga negeri-negeri lainnya.

Salah satu Muslim Nigeria, Mallam Kabiru Tudun Wada (78) mengatakan bahwa dirinya tidak bisa berkurban di tahun ini karena kesulitan keuangan.

“Saya telah menyembelih seekor domba jantan setiap tahun mulai tahun 1976 tetapi tahun ini saya tidak bisa, saya tidak bisa,” katanyadikutip Al-Jazeera Senin (17/6).

Umat Muslim di seluruh dunia memperingati Hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijah. Tahun ini Idul Adha jatuh pada Ahad (16/6), namun sebagian negara termasuk Indonesia merayakannya pada Senin (17/6).

Pada momen itu, Muslim dianjurkan untuk berkurban sapi, kambing, domba, atau unta dan dibagikan kepada tetangga dan sanak saudara.

Nigeria saat ini sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi terakhir, yang menyebabkan kesulitan yang meluas.

Baca Juga:  Kehabisan Dana, Tentara Israel Jual Senjata di Situs Online

Inflasi tahunan – tingkat rata-rata kenaikan harga – kini melebihi 30%, angka tertinggi dalam hampir tiga dekade. Harga makanan semakin meningkat – sebesar 50%.

Seekor domba jantan rata-rata sekarang dijual seharga 100.000 naira (sekitar Rp 1.109.471) yang berada di luar jangkauan banyak orang di Nigeria.

Warga Nigeria lainnya, Mallam Auwal Yakasai (66), mengatakan satu-satunya cara dia mampu menyembelih hewan kurban untuk Idul Adha tahun ini adalah dengan mencari teman dan berbagi biaya.

“Kami mendapat seekor unta agar kami berdua bisa menyembelih bersama. Keadaannya sangat sulit bagi banyak orang dan bagi sebagian orang, strategi seperti ini adalah satu-satunya cara agar mereka bisa berkorban,” kata dia.

Ulama Muslim Idris Garba Sokoto mengatakan bahwa menyembelih seekor domba jantan, kambing atau unta pada hari Idul Adha adalah salah satu amalan paling dicintai yang dapat dilakukan seorang Muslim di hadapan Allah.

Baca Juga:  Jerman Seru Lebanon dan Israel Kurangi Ketegangan

“Islam menelusuri asal usul penyembelihan hewan pada hari raya Idul Adha hingga Nabi Ibrahim, yang bermimpi dan hendak mengorbankan putranya sebelum Tuhan menggantinya dengan seekor domba jantan yang ia sembelih sebagai gantinya. Sejak saat itu, hal ini menjadi praktik keagamaan,” ujar Idris Garba.

“Untuk sapi dan unta, maksimal tujuh orang dapat mengumpulkan uang, membeli dan menyembelih bersama – Islam mengizinkan hal itu,” kata ulama tersebut.

Namun bagi sebagian besar umat Islam, dan warga Nigeria lainnya, makanan pokok adalah prioritas utama mereka saat ini – bukan makanan yang dianggap mewah oleh sebagian orang.

Shamsu Mohammed (54) mengatakan bahwa meskipun seseorang memberinya uang untuk membeli seekor hewan kurban, dia akan lebih cenderung membeli makanan yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan rumahnya.

“Menyembelih itu tidak wajib, sebagaimana diatur dalam Islam, hal itu diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai kemampuan. Bagi yang tidak mampu, tidak perlu,” jelasnya.

Baca Juga:  Dewan Islam AS Kecam Tajikistan Larang Penggunaan Hijab

Menjelang Idul Adha, pasar domba jantan biasanya dipenuhi orang yang memilih hewan apa yang akan dibeli dan dibawa pulang ke keluarganya. Biasanya, orang sangat bangga memilih hewan terbesar dan paling mengesankan.

Namun tahun ini sangat berbeda. Ibrahim Balarabe Wambai mencari nafkah dengan menjual domba jantan dan sepanjang tahunnya biasanya bertepatan dengan Idul Adha. Dia mengatakan pasarnya sangat berbeda tahun ini.

“Tahun lalu saya menjual 15 ekor domba jantan, tetapi tahun ini saya hanya menjual tujuh ekor,” ucapnya.

Pemerintah Nigeria mengatakan pihaknya melakukan segala upaya untuk memperbaiki perekonomian.

Sekitar 15 juta rumah tangga miskin menerima bantuan tunai sebesar 25.000 naira (sekitar Rp 277.347) per bulan, namun saat ini jumlahnya tidak terlalu banyak.

Ketika jutaan Muslim Nigeria kembali dari masjid, doa yang terucap dari banyak orang adalah agar keadaan menjadi lebih baik sehingga pada tahun depan, mereka tidak hanya dapat menyembelih hewan tetapi juga membeli pakaian baru.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Arina Islami

Editor: Widi Kusnadi