Paris, 15 Sya’ban 1434/24 Juni 2013 (MINA) – Muslim Perancis turun ke jalan untuk memprotes serangan terhadap wanita yang memakai jilbab, belakangan ini aksi kekerasan meningkat terutama kepada wanita yang bercadar.
“Saya orang Perancis, saya seorang Muslim, saya memiliki hak untuk martabat saya,” kata Rabia, korban serangan Islamophobia mengatakan pada Press TV pada hari Minggu, 23 Juni.
“Mereka harus menghentikan aksi Islamofobia. Saya tidak bisa mengerti mengapa jilbab saya dijadikan alasan untuk menyerang saya. “
Laporan dari On Islam yang dikutip dari MINA mengungkapkan ada empat wanita Muslim baru-baru ini diserang secara fisik di Paris. Salah satu wanita Muslim yang berusia 21 tahun telah kehilangan bayinya setelah diserang pekan lalu oleh dua pria bertopeng ketika sedang berjalan di daerah Argenteuil.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Laporan-laporan media mengungkapkan bahwa wanita hamil itu diserang karena dia memakai cadar (niqab). Tetapi kemudian ternyata ditemukan bahwa wanita tersebut hanya mengenakan jilbab. Serangan itu terjadi tiga minggu setelah seorang wanita Muslim berjilbab di Argenteuil ditargetkan dengan cara yang sama.
Polisi Prancis juga mengundang kemarahan umat Islam di lingkungan setelah mencoba untuk menangkap seorang wanita karena memakai cadar awal bulan ini. Serangan berulang dipandang sebagai akibat dari hukum yang melarang penggunaan cadar di tempat umum.
Prancis melarang pemakaian cadar di tempat umum pada tahun 2011. Pelanggar didenda € 150 ($ 189) atau diminta untuk ikut dalam kelas kewarganegaraan. Orang-orang yang memaksa perempuan memakai cadar beresiko dihukum sampai dengan satu tahun penjara dan denda sebesar $ 41.000. Itu terjadi setelah negara Eropa melarang pemakaian jilbab pada tahun 2004.
Muslim Perancis telah meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat mereka. “Kementerian dalam negeri harus melindungi semua orang dari ketidakamanan terlepas dari perbedaan apapun seperti jenis kelamin, warna kulit atau agama,” kata aktivis Muslim Sumeja Rahmani.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Perancis adalah rumah bagi enam juta komunitas Muslim, yang merupakan terbesar di Eropa.
Muslim Perancis telah lama mengeluhkan diskriminasi dan meningkatnya sentimen bermusuhan di negara Eropa. Sebuah jajak pendapat Ifop terbaru menemukan bahwa hampir setengah dari warga Perancis melihat Muslim sebagai ancaman terhadap identitas nasional mereka. (T/P05/R2).
MINA (Mi’raj News Agency)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah