Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUSLIM UIGHUR SAMBUT USULAN TURKI UNTUK INVESTIGASI KEKERASAN DI XINJIANG

Rudi Hendrik - Kamis, 7 Agustus 2014 - 19:53 WIB

Kamis, 7 Agustus 2014 - 19:53 WIB

1060 Views

Seyit Tumturk, Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia (Gambar: AA)
Seyit Tumturk, Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia (Gambar: AA)

Seyit Tumturk, Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia (Gambar: AA)

Ankara, 11 Syawwal 1435/7 Agustus 2014 (MINA) – Kongres Uighur Dunia memuji seruan Turki untuk dilakukannnya investigasi terbuka tentang kekerasan terbaru yang dilakukan penguasa Cina di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, daerah yang banyak penduduknya beragama Islam.

Pemerintah Cina mengungkapkan bahwa 37 warga sipil tewas dalam kerusuhan dan 13 lainnya terluka setelah massa menyerang kantor polisi dan kantor-kantor pemerintah pada 28 Juli lalu, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Namun, menurut Seyit Tumturk, Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia, kurangnya pemantau independen di wilayah tersebut telah menimbulkan kecurigaan bahwa jumlah korban tewas bisa jauh lebih tinggi dari angka tersebut.

“Kami menyambut seruan Turki untuk penyelidikan transparan,” kata Tumturk mengacu pada pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki di mana Turki menyatakan “keprihatinan yang mendalam” atas laporan terbaru tentang kekerasan di Xinjiang.

Baca Juga: Rudal Korea Utara Berhasil Hantam Ukraina

Turki juga menuntut mereka yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan.

Turkestan Timur adalah nama di mana separatis Uighur menggunakan sebagai nama lain bagi Xinjiang atau negara merdeka di masa depan di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur.

“Kami lega bahwa Turki telah mengumumkan masalah Turkestan Timur berada di bawah tanggung jawab Turki,” kata Tumturk.

“Kami menghargai Pemerintah Turki. Kami berharap sikap Turki akan menjadi teladan bagi dunia Muslim, Barat, PBB, Uni Eropa dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).”

Baca Juga: Jepang Siapkan Perawatan Medis untuk Warga Gaza  

Uighur adalah kelompok minoritas yang berbicara bahasa Turki, etnis Muslim yang merupakan sekitar 45 persen dari penduduk Xinjiang.

Mereka menuduh pemerintah Cina melakukan pelanggaran HAM dan diskriminasi.

Kekerasan itu meletus pada tanggal 28 Juli, hari terakhir Ramadhan, di mana pemerintah Cina melarang pegawai pemerintah dan anak-anak berpuasa. (T/P09/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB: Warga Afghanistan Jadi Kelompok Pengungsi Ilegal Terbesar Kedua

 

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Internasional
Asia
Asia
Internasional