Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Veteran di AS Jawab Pertanyaan Warga Tentang Islam

Rudi Hendrik - Rabu, 25 Januari 2017 - 12:02 WIB

Rabu, 25 Januari 2017 - 12:02 WIB

399 Views

muslim.jpg" alt="" width="800" height="533" /> Mansur Shams (kiri). Foto: Mubashar Khan

New York, 26 Rabi’ul Akhir 1438/25 Januari 2017 (MINA) – Ada cara unik yang dilakukan seorang Muslim veteran Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat ini dalam melawan Islamofobia di negaranya.

Mansur Shams mengabdi untuk Amerika Serikat di Angkatan Laut sejak 2000-2004. Dia berkeliling ke negara-negara bagian di AS sambil membawa spanduk bertuliskan “Saya seorang Muslim Angkatan Laut AS, Tanya Saya Apa Saja.”

Sejak setelah mengabdi, pria yang akrab disapa Shams itu memilih menjadi penguasaha, di samping secara rutin terlibat dalam kegiatan sosial di komunitas Muslimnya.

Shams mengatakan, pertanyaan yang paling banyak diajukan warga kepada dirinya dengan cara ini berkaitan seputar hukum syariah dalam Islam, ISIS dan homoseksualitas. Menurutnya, sejauh ini diskusi yang dilakukannya dengan penanya di jalan-jalan mengarah ke sesuatu yang lebih positif.

Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut

“Warga pada umumnya banyak berasumsi saat melihat Muslim. Tapi dengan adanya diskusi tersebut, saya pikir telah membuahkan hasil yang positif,” katanya kepada media NPR sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menurutnya dengan berdiskusi antar individu akan membuat perubahan sekecil apapun itu. “Saya merasa puas dengan ini,” katanya.

Shams bercerita, ada seorang perempuan yang berkata pada dirinya, “Asal kalian jangan bawa hukum syariah ke negara ini.” Shams menjawab wanita tersebut dengan mengatakan, “Mari kita bahas itu, apa kamu tahu syariah itu seperti apa? Secara singkat ini seperti Sepuluh Perintah Tuhan dalam Kristen. Bagi Muslim ini adalah kode moral yang harus dijalankan secara individu, tidak untuk dipaksakan atas umat lain.”

Melakukan perjalanan yang jauh memang melelahkan, ungkapnya, namun bagi Shams misi ini jauh lebih menyenangkan untuk dijalani.(T/RE1/RS3)

Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Amerika
Internasional
Internasional
Indonesia
MINA Preneur
Sosok
Kolom