Wina, 29 Dzulqo’dah 1436/13 September 2015 (MINA) – Pemimpin komunitas Muslim dan Yahudi di Eropa mengumumkan pembentukan muslim-yahudi/">Dewan Kepemimpinan Muslim-Yahudi (MJLC), yang ditujukan sebagai wadah bersama untuk membela hak kebebasan beragama di seluruh Eropa, situs berita Israel Ynet News melaporkan.
Keputusan tersebut dibuat dalam konferensi kedua pihak baru-baru ini di Wina, demikian I24News melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (13/9).
Menurut panitia, salah satu faktor didirikannya dewan tersebut karena akhir-akhir ini muncul penolakan terhadap cara penyembelihan hewan dan ritual sunat di dalam agama Yahudi ortodoks.
Dalam konferensi turut hadir para Rabi Yahudi Eropa, Dewan Islam Jerman, Organisasi Dukungan Islam Dunia dan Pusat Internasional Raja Abdullah untuk Dialog Antarbudaya (KAICIID).
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Para pendiri dewan mengatakan, lembaga itu dirancang supaya menjadi juru bicara para pemimpin agama Yahudi dan Islam untuk menyatukan suara sebelum maju ke lembaga Uni Eropa dan pemerintah dalam mengkampanyekan toleransi.
Contoh kasusnya para pengungsi dari negara-negara konflik yang diabaikan negara-negara Eropa. Dewan mengatakan, “Kami menyerukan kepada pembuat kebijakan di Eropa untuk mengambil tindakan dalam menangani para pengungsi ini secara hormat dan manusiawi sementara mereka menunggu tempat yang aman.”
“Pada saat yang sama, kami memuji upaya para aktivis dan komunitas agama yang mendukung pengungsi. Kami menyerukan pula menteri-menteri dalam negeri Uni Eropa untuk bertemu pada 14 September guna mengambil langkah-langkah praktis dan mendesak yang diperlukan untuk mengakhiri krisis ini,” tambah Dewan.
Presiden dari Konferensi Rabbi Eropa dan salah satu pendiri dewan tersebut, Pinchas Goldschmidt, mengatakan “Dewan akan bekerja untuk mendapatkan kepercayaan dari orang-orang muda melalui hubungan masyarakat yang baik yang akan membawa kemakmuran di Eropa, bersama-sama dengan kepercayaan mereka.”
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Ibrahim Al-Ziit, mantan Direktur Jenderal Organisasi Dukungan Islam Dunia, mengatakan, “masyarakat Yahudi dan Muslim memiliki warisan dan sejarah bersama. Dewan Pimpinan Muslim-Yahudi adalah sebuah kebutuhan karena kita telah menyaksikan berulang kali pembatasan agama.”
“Sebagai orang beriman, kita harus berjuang untuk hak minoritas demi kebebasan beragama. Jika kita bersatu, kita akan lebih mampu melindungi hak-hak kita. Tapi jika kita terpisah, kita akan kehilangan hak kita untuk sepenuhnya mematuhi perintah-perintah dari agama kita masing-masing,” ujar Ibrahim.
KAICIID menjadi tuan rumah konvensi pendiri dewan tersebut di Wina. Direktur Jenderal KAICIID Fahed Abu-Nasser mengatakan kegiatan itu merupakan “kehormatan besar” untuk melayani warga dan organisasinya bangga menjadi bagian dari upaya menciptakan otoritas bersama untuk membela hak-hak agama minoritas, dan mempromosikan dialog antar agama di Eropa.(T/R04/R05)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)