Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslimah Australia Berjuang Di Tengah Islamophobia

Admin - Rabu, 26 Oktober 2016 - 19:33 WIB

Rabu, 26 Oktober 2016 - 19:33 WIB

522 Views ㅤ

Oleh: Nur Rahmi (Wartawan Mi’raj Islamic News Agency/MINA)

Islam menjadi agama yang rahmat bagi seluruh alam dan satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah Subhana Wa Ta’ala. Islam juga dikenal sebagai agama yang cinta kedamaian.

Maka tak heran, jika menjadi pengikut ajaran yang dibawa nabi Muhammad tersebut membuat jiwa mereka tentram dan damai. Inilah yang membuat kebanyakan orang yang memilih istiqomah dalam menjalankan ajaran nabi akhir zaman itu, meski berada dalam kelompok minoritas sekalipun.

Adalah Stephanie Kurlow, gadis berusia 15 tahun yang memilih menjadi Muslim dalam menempuh karirnya sebagai penari balet di Sydney, Australia. Dia sangat memahami bahwa minoritas di sebuah negara tentunya memiliki tantangan yang berat. Tapi tidak menyurutkan niatnya untuk menjadi penari balet profesional pertama di dunia.

Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga

Penari di Australian Ballet School itu mencintai balet sejak usianya dua tahun. Berkat ketekunannya, ia mendapatkan beasiswa dari brand olah raga terkenal Swedia, Björn Borg yang membuatnya optimis untuk terus melangkah lebih dekat menuju cita-citanya menjadi penari balet Muslim pertama di dunia yang mengharumkan nama Islam.

Tantangan

Sepuluh tahun menjadi mualaf, dia dan keluarganya menemui banyak tantangan dan rintangan. Tinggal bersama keluarganya, ayah (asal Australia), ibu (dari Rusia) dan dua saudara di Campsie, di Sydney barat, Stephanie berjuang untuk menemukan sebuah sekolah di mana dia bisa menjadi penari terbaik dengan berlatih tanpa mempermasalahkan keyakinan dan tampilannya.

“Saya berencana untuk membawa dunia degan menjadi Ballerina Muslim pertama sehingga saya bisa menginspirasi banyak orang untuk mempercayai diri sendiri bisa mengejar mimpi kita,” katanya kepada Daily.

Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri

“Meskipun banyak kritikan, saya ingin bisa memberdayakan pemuda, perempuan dan orang-orang dari ras dan latar belakang yang budaya yang beragam, saya tidak menyerah hanya karena Islamophobia,” tegasnya.

Meski, citanya yang mulia itu ada sebagian Muslim yang tidak setuju dengan cara yang dia lakukan. Mereka berpendapat bahwa menari “haram” dan beberapa cibiran diterimanya di media sosial, sebagaimana yang diceritakan di media lokal Sydney Morning.

“Saya pikir itu sebabnya beberapa Muslim lainnya berhenti menjalani karir mereka, tapi saya tahu yang saya lakukan adalah benar dan saya akan terus melakukan ini,” tegasnya.

Dalam setiap wawancaranya kepada media, Stephanie mengatakan tidak merasa terganggu dengan perkataan, cibirannya yang menilai keputusannya tersebut.

Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak

Jilbab Bukan Penghalang

Stephane menceritakan kekhawatirannya saat memutuskan memakai jilbab diusianya sembilan tahun apakah bisa meniti karirnya hingga puncak di masa depan. Ketakutan itu membuatnya berhenti beberapa waktu dalam dunia seni. Namun dukungan keluarga, teman-teman dan 15.000 pengikutnya di media sosial membuatnya kembali bangkit.

“Saya tidak bisa menyerahkan mimpi saya, hanya karena sekelompok kecil Islamiphobia,” tegasnya kepada Bustle.

Misi besarnya bukan hanya sebatas ingin menjadi penari balet terkenal di dunia, tapi bagaimana dengan apa yang dilakukannya ini bisa membuka mata dan pemikiran banyak orang bahwa jilbab bukan menjadi penghalang mencapai sebuah cita-cita.

Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman

“Ini bukan hanya tentang saya menjadi balerina berjilbab pertama, tetapi tentang orang-orang muda yang sering kehilangan citanya menjadi wartawan, es skaters, dan aktor lainnya seperti apa yang dicitakan mereka,” katanya kepada Bustle.

Semua yang dia hadapi terinspirasi oleh muslimah yang juga berhasil terlebih dahulu sebelumnya, seperti Noor Tagouri, muslimah pertama pembaca berita Amerika yang mengenakan jilbab, atau Michaela De Prince dan Misty Copeland (Afrika-Amerika) sebagai perintis balerina, Amna Al Haddad (Emirat) muslimah angkat besi.

Karir

Berbagai prestasi telah dia raih. Pada 2004-2010 dia telah melakukan pertunjukkan tadian di atas panggung di Riverside Theatre sejak usianya dua tahun.

Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan

Pada 2008, ia aktor utama dalam sebuah film Mr. Rabbit yang memerankan karaketer ‘Flora’.

Berbagai pertunjukan dalam acara besar pun pernah dia lakukan seperti, menunjukkan aksinya dalam acara Kompetisi Talent Muslim (2012), Hari Hijab Dunia (2013-2014).

Dia juga mendapatkan penghargaan ‘Most Inspirational Young Star’ di ‘Youth Talent Smash’ pada tahun 2015 dan menjadi finalis di Saluran TV ABC3 kompetisi RAWR. (P004/R03)

 

Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Indonesia
Khadijah