Sydney, 25 Muharram 1438/26 Oktober 2016 (MINA) – Stephanie Kurlow (15) menjadi muslimah pertamai yang meniti karir di dunia tari balet dengan memakai jilbab.
Gadis asal Sydney, Australia itu, telah menggeluti tarian yang fokus pada keseimbangan badan sejak umurnya dua tahun. Dengan keahliannya dalam bidang seni ia gunakan untuk memperjuangkan hak minoritasnya yang dinilai cukup menantang.
“Menjadi ballerina Muslim berjilbab pertama cukup menantang, karena dunia belum pernah melihatnya sebelumnya,” katanya.
Kurlow menjadi muallaf enam tahun lalu. Meski sempat berhenti dan keluar dari sekolah baletnya, dia putuskan untuk melanjutkan karirnya sebagai ballerina untuk menggapai cita-citanya.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
“Latihan balet dan agama tidak mengganggu saya,” ujarnya.
Kesuksesannya yang diraihnya, hingga ia mendapat beasiswa dari salah satu brand olah raga ternama di Swedia, Björn Borg tidak mudah. Kurlow mendapatkan banyak cibiran dan reaksi anti-Muslim di media online. Namun demikian tidak menyurutkan niatnya untuk terus istiqomah menggunakan hijabnya.
“Meskipun banyak kritikan, saya ingin bisa memberdayakan pemuda, perempuan dan orang-orang dari ras dan latar belakang yang budaya yang beragam, saya tidak menyerah hanya karena Islamophobia,” tegasnya. (T/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa